P.Siantar, Aloling Simalungun
Setiap budaya memiliki keunikan dan perbedaan masing-masing. Baik dari segi sejarah, perayaan, adat-istiadat, nilai-nilai dan bahasa. Kekayaan budaya menjadi salah satu identitas bangsa Indonesia yang harus disyukuri, dijaga, dan dilestarikan. Baik dengan melindungi, menerapkan dan mengajarkan kepada generasi mudanya agar budaya tersebut tidaklah punah.
Pernyataan itu disampaikan Wali Kota H Hefriansyah diwakili Staf Ahli Pemko Siantar, Dra Happy Oikumenis Daely pada pembukaan Seminar Adat Istiadat Seni Budaya Serta Lokakarya Huhuo Hada Suku Nias Kota Siantar di Gedung Serba Guna Gereja BNKP Kota Siantar, Kamis (30/12/2021).
“Dengan adanya Seminar Adat Istiadat Seni Budaya serta lokakarya Huhuo Hada Suku Nias Kota Siantar, masyarakat suku Nias di Kota Siantar dapat melakukan komunikasi budaya sekaligus melestarikan budayanya, meskipun tinggal di luar Pulau Nias,” ujar Dra Happy Oikumenis Daely yang membuka kegiatan dengan melakukan pemukulan gong.
Lebih lanjut dijelaskan, Pemko Siantar sangat mengapresiasi acara seminar dan lokakarya tersebut dan diharap berlangsung sukses serta memberikan manfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara. Sehingga, kegiatan tersebut bukan hanya sebatas seremonial. Namun harus memberikan kontribusi nyata dalam upaya pelestarian budaya.
“Kami dari Pemerintah Pematangsiantar juga berharap semua suku yang ada di Kota Pematangsiantar agar selalu berkolaborasi bersama pemerintah dalam pelaksanaan berbagai program.
Sehingga bisa mewujudkan Kota Pematangsiantar yang semakin mantap, maju dan jaya,” ujar Dra Happy Oikumenis Daely.
Ketua PMN Simesono Hia SH MSi melalui sambutannya menyatakan, kekayaan dalam budaya, adat istiadat yang dimiliki telah hidup dalam masyarakat Ono Niha yang setiap daerah memiliki ke khasan sendiri.
“Perbedaan budaya adat istiadat merupakan kekayaan dan kekuatan untuk hidup maju bersama dengan masyarakat, budaya dan adat istiadat yang lainnya.
Perbedaan dapat menciptakan keindahan dan keharmonisan dalam hidup bermanyarakat dan bernegara,” ujar Simesono Hia.
Sementara, Ketua Panitia Fatisòkhi Zebua dalam laporannya mengatakan, kegiatan yang tetap mengedepankan protokoler kesehatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan penghayatan dan pengamalan budaya adat istiadat masyarakat Nias di luar Pulau Nias.
Peserta seminar terdiri dari tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama, gererasi muda masyarakat Nias yang ada di Kota Siantar. Turut dihadiri rohaniawan dari berbagai Gereja yang ada di Kota Siantar. (In)
Discussion about this post