P.Siantar, Aloling Simalungun
Narkoba merupakan bahaya latin yang lebih berbahaya dari bahaya laten paham komunitas. Kalau ideologi komunis bisa diperbaiki. Tapi, kalau Narkoba, membuat anak bangsa kehilangan masa depan. Sementara, Kota Siantar merupakan gudangnya para bandar Narkoba
Pernyataan itu disampaikan Hinca Panjaitan, anggota DPR RI Komisi 3 melalui orasi kebudayaan di kantor Heta News Jalan Narumonda, Kota Siantar, dalam rangka HUT 8. Dihadiri Kepala Danden Pom I/I, Mayor Inf Zul Ilham Sitorus, Kepala BNN Kota Siantar, Bupati Simalungun, mewakili Kapolres Siantar dan sejumlah insan pers, Senin (30/5/2022).
“Ada puluhan ribu di negeri ini mendekam di penjara karena memakai narkoba. Dengar ini BNNK Siantar, mereka adalah pecandu, pengguna dan mereka adalah orang sakit. Selayaknya mereka bukan dijeruji besi tapi direhabilitasi,” ujar Hinca Panjaitan.
Bandar Narkoba dikatakan kaya raya mendapatkan uang atas penderitaan rakyat. Untuk itu, silahkan dihukum berat. Bila perlu hukum mati. Tapi, pengguna sebagai korban adalah orang sakit. Bukan dipenjara tapi di rekahbilitasi. Sehingga Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) over kapasitas.
“Inikah karya besar memenjarakan orang sakit? Saya Hinca akan melawan anda yang menangkap orang sakit. Hentikan itu, tangkap para bandar. Kalau tidak, saya minta anggaran BNN dan Polri dipotong,” tegasnya.
Hinca mengatakan sedang berjuang agar korban penyalahgunaan dapat meraih masa depan yang lebih baik. Khususnya kepada keluarga dan untuk Indonesia. Kemudian, semua pihak terutama insan pers diminta turut menggunakan fungsi sosial kontrol.
“Mari menjaga kampung kita dari bahaya Narkoba. Jadi, sekali lagi, kalau dibilang komunis adalah bahaya laten, saya bilang lebih bahaya laten Narkoba yang dapat menghilangkan masa depan anak bangsa,” tegasnya.
”Para bandar senantiasa menghancurkan harapan orang tua terhadap anaknya sebagai pengguna. Tiba-tiba Siantar terkenal sekali ketika saya dikomisi II menyebut kepada Kapolri agar Siantar sebagai gudang Narkoba di selesaikan,” tegasnya lagi.
Untuk itu, Badan Narkotika Nasional Kota (BNN) Kota Siantar jangan gagah-gagahan menangkapi para pengguna Narkoba karena peredarannya dilakukan dari gang-gang. “Bisa saya tunjukkan siapa bandarnya,” tegas Hinca.
Lebih lanjut dikatakan, para bandar senantiasa menunggu momen, sekali masyarakat lengah, tentu akan masuk. Para bandar dikatakan pandai melihat celah kepada orang yang dirundung masalah . Oleh karena itu, semua pihak penting untuk lebih perduli kepada sesama. Jangan lelah mengingatkan dan jangan letih memperhatikan.
“Mari berjuang bersama agar saling mengingatkan tentang lika-liku keadilan yang kini sedang tersesat dalam labirin kegelapan . Semua tanpa terkecuali, memiliki beban moral yang sama menjemput keadilan yang tengah kita perjuangan,” ujarnya.
Karenanya, jangan berhenti melayani rakyat yang sedang menderita di balik tembok penjara yang sedang sakit di dalam bilik penjara yang telah over kapasitas. Sesak dan bahkan tidak manusiawi. Jangankan makan setiap hari, untuk membuangnya juga harus menunggu berjam-jam karena sudah over kapasitas.
Lebih lanjut, Hinca menyesalkan tidak hadirnya Plt Wali Kota Siantar dan anggota DPRD Siantar serta Simalungun. Kalau mereka ada membagi-bagikan sembako kepada masyarakat, lebih baik sembako itu dibagikan kepada penghuni lembaga pemasyarakatan.
“Saya juga mengajak menjemput mereka pulang dari lembaga pemasyarakatan. Mereka memang pernah berbuat kesalahan tapi mereka sudah menjalani hukuman dan pembinaan. Mereka harus kembali menjadi manusia yang bermanfaat,” himbau Hinca.
Pada kesempatan tersebut, disinggung juga tentang Kakek Sabirin yang dipenjara karena mencuri getah PT Bridegestone yang hanya bernilai Rp 17 ribu. Karena ditahan sampai 4 bulan, negara menjadi rugi untuk memberinya makan Rp 20 ribu perhari.
Hal lain yang cukup disesalkannya, terkait dengan semakin sempitnya pemakaman umum di Kota Siantar. Bahkan, anggaran untuk pemakaman melalui APBD Siantar sangat mimim. Sehingga, terkesan tidak ada penghormatan kepada orang meninggal yang harus tetap dihormati meski sudah meninggal. (In)
Discussion about this post