P.Siantar, Aloling Simalungun
Sejak 2010 sampai 2022, jumlah pengidap HIV/AIDS di Kota Siantar terus bertambah menjadi 800 orang. Sedangkan data sejak Januari sampai Agustus 2022, sebanyak 65 orang. Terdiri dari 57 orang lelaki dan 8 orang perempuan.
Teranyar, pada minggu kedua bulan September ini, ada dua orang ibu hamil yang masih berusia muda, pengidap HIV/AIDS, melahirkan di salah satu rumah sakit swata Kota Siantar. Namun, setelah bayi dilahirkan, seorang meninggal dunia dan seorang lagi selamat.
“Bayi yang meninggal setelah dilahirkan berasal dari Kabupaten Simalungun,” ujar Setyorini Silalahi sebagai Pengelola Progran HIV Dinas Kesehatan yang dikonfirmasi di ruang kerjanya, Rabu (28/9/2022).
Dijelaskan juga, kedua ibu yang melahirkan itu merupakan warga kota Siantar dan Kabupaten Simalungun. Penularannya diduga berasal dari suaminya yang melakukan hubungan seks di luar. Setelah berhubungan dengan istri di rumah, akhirnya terular.
Dijelaskan, penularan HIV diketahui setelah menerima data dari Puskesmas yang lebih dulu melakukan Skrining HIV seperti Voluntary Counseling and Testing (VCT), tes darah dan diberi obat-obatan. Setelah diketahui positif HIV, sang ibu hamil mengikuti terapi agar bayi dalam kandungan tidak tertular HIV. Antara lain menerapkan pengobatan antiretroviral (ARV) yang bekerja untuk mencegah virus HIV menggandakan diri dan menghancurkan sel CD4.
“Pengobatan ARV digunakan untuk ibu hamil selama enam bulan untuk mencegah penularan HIV ke janin. Namun, kalau di rumah sakit Siantar, bayi dilahirkan baru dapat diperiksa apakah positif atau tidak setelah berusia 18 bulan,” ujar Setyorini Silalahi sembari mengatakan bahwa ibu pengidap HIV yang sudah melahirkan itu tetap dalam pengawasan.
Kemudian, bayi yang dilahirkan dari seorang ibu yang Odha (Orang dengan HIV/AIDS) boleh disusui karena HIV tidak tertular melalui Air Susu Ibu (ASI). Namun, yang dikawatirkan, saat menyusui, terjadi luka pada payudara sang ibu. Sehingga terjadi penularan.
Dijelaskan, penularan HIV didominasi hubungan seks bebas antara lelaki dengan perempuan, antara lelaki dengan lelaki. Kemudian, Waria dan penggunaan satu jarum suntik Narkoba secara bergantian. Namun, pengguna jarum suntik dikatakan berkurang karena, Narkoba yang digunakan sekarang berupa sabu-sabu yang tidak disuntikkan lagi.
IBARAT GUNUNG ES
Meski data terakhir pada Agustus 2022 pengidap HIV/AIDS sebanyak 65 orang, data sebenarnya jauh lebih besar karena banyak tidak terdata. Sehingga, jumlah pengidap HIV/AIDS dikatakan seperti gunbung es di lautan. Hanya permukaannya saja kelihatan. Tapi di bagian bawah justru lebih besar.
“Orang dengan HIV/AIDS atau Odha itu ada di sekitar kita. Karena satu orang bisa menularkan kepada 10 orang, ” ujar Setyorini sembari mengatakan, penanganan HIV/AIDS, Dinas Kesehatan Kota Siantar bekerja sama dengan Lembaga Swadya Masyarakat. Apalagi penularan HIV/AIDS juga dari masyarakat Kabupaten Simalungun.
“Kepada masyarakat yang ingin menikah, harus melakukan test kesehatan dulu di Puskesmas. Itu sangat penting untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Sedangkan pelayanan HIV/AIDS tersedia di rumah sakit, puskesmas maupun klinik,” ujarnya mengakhiri. (In)
Discussion about this post