P.Siantar, Aloling Simalungun
Gelandangan pengemis (Gepeng) dan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang berkeliaran sembarangan di areal perkotaan Siantar semakin meresahkan. Bukan saja membuat warga merasa kurang nyaman, lebih dari itu malah merusak pemandangan.
Pantauan di sejumlah sudut kota Siantar, Gepeng paling sering ditemukan berkumpul di sekitar balairung Lapangan H Adam Malik. Selain berbaring seenaknya di lantai, tak sungkan duduk di bangku-bangku besi sekitar trotoar lapangan H Adam Malik, Selasa (4/10/2022).
Parahnya, lagi, ada pakaian Gepeng yang malah dijemur begitu saja di sekitar lapangan H Adam Malik. Persisnya di bekas tapak bangunan Tugu Raja Siantar yang gagal dibangun. Pakaian tersebut bukan hanya berbentuk kaos atau pakaian luar. Tetapi termasuk pakaian dalam wanita.
“Hampir setiap hari orang-orang itu tidur-tiduran di situ. Setelah itu, ada juga yang tidur-tiduran di bangku besi sekitar lapangan Adam Malik ini,” ujar Ucok (34), warga Kelurahan Timbang Galung, Kecamatan Siantar Martoba.
Warga yang memang suka mangkal sambil duduk di bangku besi sekitar lapangan H Adam Malik itu mengaku pernah melihat personel Satpol PP melakukan penertiban. Namun, meski sudah ditertibkan, tetap saja muncul lagi.
“Kalau diperhatikan, para Gepeng itu bukan warga Kota Siantar. Tetapi, sengaja datang dari luar kota untuk meminta-minta di Kota Siantar. Di Siantar ini mungkin aman untuk mengemis,” ujarnya sembari mengatakan bahwa penghasilan para Gepeng itu tentu lumayan. Karena, kalau makan, selalu membeli nasi bungkus.
Apabila sore tiba, para Gepeng di balairung lapangan H Adam Malik itu memang agak sepi. Tetapi malam harinya tetap saja ada yang menjadikan balairung itu sebagai tempat tidur. “Coba aja tengok kalau malam, mereka tidur beralaskan karton dan pakaiselimut juga,” ujar Ucok.
Sementara, para Gepeng yang beroperasi meminta-minta dengan berpakaian lusuh sambil memasang wajah iba, bukan hanya di pusat pertokoan dan prapatan lampu lalulintas. Lebih dari itu malah ada yang menadahkan tangan kepada pemilik mobil yang parkir di tepi jalan.
Selain soal Gepeng, ODGJ juga sepertinya semakin bertambah. Bahkan, mengenakan pakaian yang terkesan kurang senonoh. Salah seorang di antaranya, ada lelaki yang hanya mengenakan celana dalam malam, duduk seenaknya di depan plang nama kantor Wali Kota.
Sementara, saat masyarakat yang berjalan kaki melintas, tidak sedikit harus menutup hidung karena ODGJ itu seperti mengumbar bau. Bahkan untuk menghindari hal tidak diinnginkan, warga khususnya kaum perempuan, terpaksa harus melangkah dengan cepat.
“Kalau lelaki yang buka baju duduk seenaknya di depan kantor Wali Kota itu sudah ada beberapa hari ini. Nggak tau apa ada orang dari kantor Wali Kota mengusirnya,” ujar seorang warga yang duduk di bangku Lapangan Merdeka atau Taman Bunga depan kantor Wali Kota itu.
Ketika permasalahan Gepeng dikonfirmasi kepada Risbon Sinaga dari Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kota Siantar, pihaknya mengaku memang kerap melakukan penertiban.
“Hampir setiap hari kita turun ke jalan melakukan penertiban. Tapi, kalau dibilang masih tetap ada berkeliaran, tentu sulit juga dikontrol karena tidak mungkin petugas berada di lapangan selama 24 jam,” ujar Risbon.
Bagi Gepeng yang berhasil ditertibkan, diminta membuat pernyataan agar tidak berkeliaran lagi. Kemudian, kalau diamankan untuk kedua atau ketiga kalinya, dikirimkan ke panti. “Ada seorang perempuan yang meminta-minta bersama anaknya di jalan HAdam Malik seberang BI yang kita amankan dan sekarang tidak kelihatan lagi,” ujar Sinaga.
Lebih lanjut dikatakan, hasil pendataan Dinas Sosial, para Gepeng memang berasal dari luar daerah. Demikian juga soal ODGJ yang berkeliaran di areal perkotaan. “Kalau ODGJ itu kita perkirakan di buang ke Siantar. Tapi, walaupun begitu, kita tetap melakukan penertiban,” ujarnya. (In)
.
Discussion about this post