P.Siantar, Aloling Simalungun
Pagi pagi benar anak anak sekolah Minggu GKPS Peniel Pematang Siantar sudah kumpul di Gereja hendak beribadah bersama jemaat untuk mengenang sengsara Yesus dan mempragmenkan Yesus membasuh kaki, perjamuan akhir dan Yesus di taman Getsemani berdoa dan ditangkap pada Jum,at 18 April 2025 dihadiri ratusan jemaat.
Kebaktian dimulai Pukul 06.00 pagi diawali Votum oleh Pimpinan Majelis Jemaat GKPS Peniel St.Drs Robinson Damanik, lagu Nurayana Sinaga dan Pendeta Resort Siantar V Jhon Hermansyah Damanik menjelaskan dengan hikmat hal kenapa Yesus harus menderita dan mati.
Setelah jemaat bernyanyi dan lagu pujian dari anak sekolah Minggu dan Pragmen Yesus ditangkap ditaman Getsemani-Yesus dipaksa memikul salib dengan teriakan “salibkan Dia-salibkan Dia” seluruh jemaat mengikuti dari belakang sementara Yesus dicambuk, diludahi, di tunjang keluar dari gereja setelah turun dari tangga gereja di jalan, tentara yang diperankan anak anak sekolah minggu dengan seragam tentara dan memegang tombak memaksa mengantikan Yesus memikul salib.
Prosesi perjalan memikul Salib menuju tempat Tengkorak-Golgata, Yesus berjalan paling depan dan dibelakangnya anak sekolah Minggu memikul salib yang adalah Simon dari Kirene yang dipaksa memikul salib.
Berjalan keluar dari gerbang gereja ke Jalan Pdt J Wismar Saragih dan masuk kembali ke kompleks Kantor Synode GKPS melewati Kantor UEM dan berjalan lurus ke rumah Ephorus GKPS dan anak anak sekolah minggu berganti ganti memikul salib sementara ratusan jemaat ikut dibelakang dengan teriakan “salibkan Dia-salibkan Dia-Salibkan Dia” dan juga terdengar lagu lagu pujian.
Tiba dibukit depan rumah Ephorus, beberapa orang jemaat dan Ephorus GKPS Pdt Deddy Fajar Purba bersama Keluarga sudah menunggu iring iringan Prosesi.
Yesus kembali dipaksa memikul salib dan naik ke bukit juga bersama dua orang penyamun. Tentara memaku tangan, memaku kaki dan sementara martil memukul paku, teriakan kesakitan terdengar sangat kuat dan menyayat.
Pemuda GKPS Peniel mengangkat Salib yang sudah ditiduri Yesus dan menyalibkannya. Juga dua penyamun dikiri dan kanan Yesus.
Setelah anak anak sekolah minggu membacakan dengan lantang liturgi dari nats Alkitab tentang makna penderitaan Yesus, darah, bilur bilur, tertikam, korban, cawan dan yang lainnya. Kebaktian yang diawali dari gedung gereja dilanjutkan lagi dilapangan dengan nyanyian dan Kotbah yang dibawakan Pdt Jhon Hermansyah Damanik.
Pendeta menjelaskan urut urutan setelah Yesus disalib dari Markus 15:33+41 yakni Pukul dua belas siang kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung sampai jam tiga, pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring “Eloi, Eloi, lama sabaktani.
Sembari beribadah sembari memandang Yesus dan dua penyamun diatas bukit disalib, membuat suasana khusuk dan haru.
Ada beberapa orang jemaat menangis.
Cuaca juga sangat mendukung.
Kegiatan kebaktian di tutup dengan Agenda GKPS.
Pada kebersamaan ini kidung pujian dari seksi Bapa bersama Ephorus, juga Seksi Inang bersama Inang Ephorus juga dilantunkan sembari anak anak sekolah Minggu melukis.
Menurut pembimbing Sekolah Minggu GKPS Peniel Dra Raido Purba Kegiatan mengenang Sengsara dan Kematian Yesus Tahun ini sangat didukung berbagai pihak, seksi pemuda menyiapkan tempat dan peralatan dan Snack, seksi Bapa mengadakan lomba melukis menyiapkan peralatan melukis dan hadiah untuk anak anak sekolah Minggu.
Menurut Sekretaris Jemaat GKPS Peniel St Juniamer Purba Kegiatan ini sudah menjadi Ibadah Jumat Agung sehingga tidak lagi ke gereja Pukul 10.00 Wib dan seluruh jemaat kembali ke Gereja GKPS Peniel Pukul 14.00 Wib.
Yang menjadi Yesus tahun ini adalah Cristian Hainer Sinaga, Penyamun Jasarman Saragih dan Christian Purba.Selesai acara, doa penutup oleh Penginjil Lamria Sitanggang.(hp)