P.Siantar, Aloling Simalungun
Belakangan Gencar Desakan Penutupan TPL karena dituding menjadi penyebab kerusakan lingkungan yang berdampak terjadinya bencana banjir dan tanah longsor pertanyaannya mana lebih mendesak Tutup TPL atau Tutup PTPN IV.
Hal tersebut dikatakan Johannes Sakty Sembiring Ketua JAMAN (Jaringan Kemandirian Nasional) Kabupaten Simalungun kepada Aloling Simalungun Rabu (28/5/2025)
Johannes Sakty Sembiring mengatakan beberapa waktu lalu Pimpinan Gereja di Sumut berkumpul mendesak penutupan TPL yang dituding menjadi biang kerusakan lingkungan dan masalah sosial lainnya.
Beberapa waktu lalu memang terjadi bencana banjir bandang di Parapat dan TPL dituding menjadi biangnya walaupun masih menjadi pro kontra apakah TPL menjadi satu-satunya biang bencana banjir tersebut ujarnya.
Dijelaskan Johannes Sakty Sembiring sepengatahuan saya dalam tahun ini (2025) bencana banjir yang dituding TPL menjadi biangnya barulah satu kali dan mudah-mudahan tidak terjadi lagi.
Selanjutnya kalau alasan penutupan TPL karena merusak lingkungan yang menimbulkan bencana banjir dan tanah longsor menurut saya Pimpinan Gereja juga meminta agar PTPN IV juga ditutup karena juga menjadi penyebab banjir dan longsor dimana-mana setiap turun hujan deras.
Contohnya saja Panei Tongah, Tanah Jawa, sepanjang jalan menuju Perdagangan dan area di sekitar lahan Sawit PTPN IV setiap turun hujan deras maka banjir bahkan tanah longsor melanda ujar Johannes Sakty Sembiring.
Dikatakan Johannes Sakty Sembiring perhitungan saya masalah sosial yang ditimbulkan PTPN IV dengan lahan Sawitnya jika dirupiahkan sudah ratusan Miliar, hitung saja berapa kerusakan jalan yang diakibatkan banjir yang melanda setiap hujan deras turun.
Aspal hot mix yang harusnya bisa tahan 10 tahun menjadi hanya tahan berkisar 4 tahun saja karena setiap hujan deras menggenangi jalan.
Selanjutnya banyak kejadian longsor terjadi di sekitar area kebun sawit PTPN IV dan itu membutuhkan biaya yang sangat besar.
Setiap Hujan Deras maka Banjir selalu melanda di berbagai wilayah sekitar perkebunan sawit PTPN IV dan itu menimbulkan kerugian dan keresahan masyarakat.
Saya berharap Pimpinan Gereja di Sumut juga memberikan perhatian terhadap kerusakan lingkungan yang diakibatkan perkebunan Sawit PTPN IV bila perlu juga didesak agar ditutup juga ujar Johannes Sakty Sembiring.
Dengan fakta tersebut pertanyaannya mana lebih mendesak tutup TPL atau Tutup PTPN IV pungkas Johannes Sakty Sembiring(tp)