P. Siantar, Aloling Simalungun
Karena kondisi longsor dua rumah warga di Jalan Flores, Gang Dame, Kelurahan Bantan, Kecamatan Siantar Barat sangat mengkawatirkan belum juga ditangani, Wali Kota Siantar, dr Susanti diminta segera turun meninjau lokasi.
Pernyataan itu disampaikan anggota DPRD Siantar, Andika Prayogi Sinaga yang telah meninjau lokasi longsor. Didampingi Kabid Rehabilitasi dan Kontruksi BPBD Pemko Siantar, G Damanik dan Lurah Bantan, Azis Sahputra, Selasa (11/10/2022)
Dijelaskan, Wali Kota perlu turun ke lokasi longsor agar mengetahui bagaimana permasalahan yang dihadapi masyarakat. Kalau terjadi pembiaran, Wali Kota dikatakan memang tidak perduli dengan penderitaan yang dialami masyarakat.
Longsor yang terjadi Kamis (6/10/2022) saat hujan deras dan sudah berlnbgsung lima hari itu, memang belum ditangani Pemko Siantar. Sehinggapenghuni rumah dan warga sekitarnya menjadi sangat kawatir apabila terjadi longsor susulan. Apalagi saat ini sedang musim hujan.
“Kalau tidak segera ditanggulangi dan terjadi longsor susulan, rumah warga itu akan ambruk. Bahkan, longsor semakin melebar dan mengancam rumah lainnya. Jangan setelah terjadi longsor lebih besar, baru sibuk,” ujar Andika.
Dikatakan, pelayanan menjaga keselamatan masyarakat adalah pelayanan tertinggi dari yang lain yang harus diutamakan. Kemudian, kalau ada aturan administrasi yang harus dipenuhi bias saja diabaikan lebih dulu. Jangan karena terkendala adiministrasi, keselamatan warga diabaikan.
Untuk itu, Andika Sinaga meminta kepada Lurah Bantan, Azis Sahputra segera bertindak aktif dan agresif agar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Siantar segera melakukan penanganan.
“Yang namanya bencana seperti longsor ini, harus segera ditanggulangi. Soal administrasi atau surat menyurat kepada Wali Kota bisa menyusul. Yang penting, selamatkan dulu jiwa masyarakat,” ujar Andika kepada Kabid Rehabilitasi dan Kontruksi serta Lurah Bantan.
Seperti diberitakan sebelumnya dua rumah yang mengalami longsor pada bagian dapur, membuat lantai serta dinding yang menghubungkan ruang tengah menjadi retak itu. Masing-masing dihuni Hermansyah (52) dan Suriati yang masing-masing tinggal bersama anggota keluarga.
Longsor diperkirakan terjadi karena bagian belakang rumah yang tingginya sampai 15 meter sampai ke parit besar (Sungai Mati), tidak memiliki tembok penahan. (In)
Discussion about this post