P.Siantar, Aloling Simalungun
Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Pematangsiantar-Simalungun kembali menggelar agenda Masa Bimbingan (Mabim) selama 2 hari yakni Minggu-Senin, 20-21 September 2020. Demikian diterangkan Ketua Panitia Penyelenggara yang juga Sekbid Pendidikan Kader, Rekha Indah Sitanggang.
Mabim kali ini berbeda karena dilaksanakan secara virtual daring yang menyasar puluhan kader baru bertujuan membekali mereka dengan soft skill training sehingga mampu mencetak kader yang berintegritas.” ujar Rekha.
Lanjut Rekha, ada 4 materi mabim yang diberikan kepada peserta meliputi materi Berpikir Metodologis oleh Johnson, S.Pd (Pengurus Pusat GMKI), Public Speaking oleh Wahyu Nolim Siregar, S.Th (Mantan Ketua GMKI PSS), Advokasi oleh Timbul Simanungkalit, M.Si (Yayasan sosial Burangir) dan Ilmu Jurnalistik oleh Gading S (Pengurus GMKI PSS) yang dimoderasi oleh panitia secara bergiliran.
Pada materi pertama lanjut Herma, Johnson selaku pemateri dalam pemaparannya mengurai bahwa berpikir secara metodologis merupakan kemampuan mengetahui menganalisa dan dapat membuktikan bahwa sesuatu itu memang ada. “Artinya teman-teman dapat membangun jalan pikiran yang mampu menjelaskan suatu hal sesuai keadaannya.” ujar Johnson.
Sementara Wahyu Nolim Siregar dalam pemaparan dimateri Public Speaking menjelaskan bahwa kemampuan untuk dapat berbicara didepan khalayak ramai merupakan skill public speaking, ia menjelaskan bahwa kemampuan tersebut diperoleh dari mengasah mental, wawasan ilmu dan kecakapan emosional.
“Public speaking tidak hanya sekedar bisa berbicara didepan banyak orang, tapi bagaimana kita bisa berbicara didengar dan mempemgaruhi banyak orang yang mendengar itu.” ujar Wahyu sembari melatih peserta untuk berani berbicara diforum diskusi.
Sementara materi Advokasi dan Ilmu Jurnalistik yang diselenggarakan pada hari kedua dimulai dari materi advokasi yang disampaikan Timbul Simanungkalit, M.Si.
Timbul menjelaskan advokasi dibagi menjadi dua, yakni litigasi dan non litigasi. Advokasi litigasi adalah upaya penyelesaian kasus di dalam persidangan. Sedangkan advokasi non litigasi adalah kebalikannya, yakni penyelesaian kasus di luar persidangan (pengadilan).
“Nah, biasanya GMKI melakukan advokasi non litigasi dengan melakukan pendampingan terhadap kasus-kasus yang merugikan masyarakat kecil.” jelas Timbul menambah 4 komponen pendukung advokasi non litigasi yakni pengorganisasian yang baik, kampanye, riset dan dokumentasi.
Pada materi terakhir Ilmu Jurnalistik oleh Gading S dalam pemaparannya menjelaskan bahwa jurnalistik merupakan applied science dari ilmu komunikasi, yang mempelajari cara mencari, mengumpulkan, mengolah hingga menyebarluaskan informasi bagi masyarakat ramai. Jurnalistik tak hanya dapat dilakukan oleh wartawan (jurnalis) tetapi siapa saja yang cakap mengelola informasi hingga menghasilkan informasi yang kredibel yakni informasi yang jelas sumbernya, mampu dipertanggungjawabkan, faktual, update, berimbang dan menarik bagi masyarakat.
“Diera sekarang informasi menjadi hal yang amat berharga dan potensial, lebih lagi mudah diakses dimedia sosial. Tapi ingat informasi yang ada dimedsos sudah banyak tidak kredibel dan itu menjadi tugas kita sebagai pengguna untuk mampu mengolah informasi yang cacat itu menjadi informasi yang kredibel atau layak edar.” ujar Gading sembari memotivasi peserta untuk bijaksana mengakses informasi yang berseliweran dimedia sosial.
Gading juga mengakhiri pemaparannya dengan diskusi dan sesi tanya jawab serta memberi tugas bagi peserta untuk membuat rilis atau bakal berita terkait kegiatan mabim tersebut.
Sementara dalam keterangan tertulisnya, Ketua GMKI Pematangsiantar-Simalungun melalui Ketua Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian (PKK), Herma Damanik menjelaskan bahwa mabim merupakan program implementasi Pola Dasar Sistem Pendidikan Kader (PDSPK) GMKI 2006 yang terdiri dari mabim (level 1), LDK (level 2) dan LK (level 3).
“Diharapkan melalui mabim ini para peserta yang adalah kader baru GMKI bisa termotivasi untuk mengembangkan kemampuan intelektual, spiritual dan emosionalnya.” jelas Herma. Acara penutupan yang dipimpin oleh Ketua GMKI Pematangsiantar-Simalungun (PSS) May Luther Dewanto Sinaga, S.Th.(rel)
Discussion about this post