Aloling Simalungun
  • Redaksi
  • Policy
  • Terms
  • Pedoman
Selasa, Maret 21, 2023
  • Nasional
  • Regional
  • Siantar – Simalungun
  • Editorial
  • Ise Do Ham
  • Entertainment
  • Wisata
  • Inspirasi
  • Nasional
  • Regional
  • Siantar – Simalungun
  • Editorial
  • Ise Do Ham
  • Entertainment
  • Wisata
  • Inspirasi
No Result
View All Result
Aloling Simalungun
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Regional
  • Siantar – Simalungun
  • Editorial
  • Ise Do Ham
  • Entertainment
  • Wisata
  • Inspirasi
ADVERTISEMENT
Home Inspirasi

Petani Padi di Desa Bahal Gajah Memakai Pupuk Hayati Buatan Sendiri, Hasil Panen Meningkat 30 % Tanpa Pestisida

Penulis : Tonny Saritua Purba Pakpak

Januari 18, 2021
in Inspirasi
26 Juni 2020 : Panen padi tanpa mempergunakan Insektisida dan Fungisida sama sekali.(fofo :Ist)

26 Juni 2020 : Panen padi tanpa mempergunakan Insektisida dan Fungisida sama sekali.(fofo :Ist)

Share on FacebookShare on Twitter

Saya kelahiran Simalungun,  Alumni IPB University datang dari Bogor ke kampung kelahiran untuk melakukan pemberdayaan berupa memberikan pelatihan, penyuluhan dan pendampingan kepada petani padi di Desa Bahal Gajah, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun sejak bulan Januari sampai panen padi di bulan Juni 2020.

13 Januari 2020 : Tonny Saritua Purba memberikan pelatihan dan penyuluhan cara pembuatan Pupuk Hayati di Desa Bahal Gajah, Kecamatan Sidamanik, Simalungun.(fofo:Ist)

Saat saya melakukan pelatihan kepada para petani padi juga dihadiri oleh Kepala Desa, PPL termasuk Mas Legiman sebagai Ketua Kelompok petani setempat. Saya memberikan pelatihan cara menyuburkan tanah dan cara pembuatan Pupuk Hayati dari bahan-bahan yang ada di sekitar petani seperti bonggol pisang, air bekas cucian beras dan gula merah, dengan tehnik tertentu difermentasi selama 15 hari. Setelah Pupuk Hayati sudah selesai dibuat, aplikasinya adalah sebelum tanam dan setelah tanaman tumbuh.

Jika populasi mikroba di dalam tanah tidak seimbang maka hama dan penyakit tanaman akan mudah menyerang tanaman, faktor inilah yang kurang diperhatikan petani padi sehingga saat ada hama dan penyakit menyerang tanaman, petani langsung membeli Pestisida, menyemprotkannya ke tanaman bahkan saat tanaman tidak terkena hama dan penyakitpun, petani tetap menyemprotkan Pestisida. Cara bertani saat ini sudah sedemikian tergantungnya terhadap Pestisida. Sebenarnya Pestisida tetap dibutuhkan petani tapi bukan yang pertama tapi sebagai cara terakhir. Faktor kesuburan tanahlah yang harus dilakukan pertama sekali termasuk di dalamnya petani harus memperhatikan bahwa ada kehidupan mikroba di dalam tanah.

Baca juga

Ekspedisi Toba SMSI 2023: Menapak Sejarah Dana Toba Nan Indah

Ekspedisi Toba HPN 2023: Jangan Lengah Mempertahankan Geopark Kaldera Toba

Bulan Pebruari 2020 : Para petani padi sedang membuat Pupuk Hayati dari bahan yang ada di sekitar petani.(foto :Ist)

Cara mengendalikan hama dan penyakit tanaman secara ekologis  adalah dengan menyuburkan tanah, memberikan bahan organik dan Pupuk Hayati, jika sudah terjadi keseimbangan ekosistem mikroba di dalam tanah maka pengendalian hama dan penyakit tanaman bisa berlangsung secara ekologis dan berkesinambungan

Saya bukan hanya memberikan pelatihan dan penyuluhan, tapi saya juga ikut mendampingi petani pada saat memberikan Pupuk Hayati ke sawah sebelum tanam, termasuk saya juga hadir mendampingi saat penanaman dan budidayanya sampai panen.

Mas Legiman sebagai Ketua Kelompok Tani mengucapkan terimakasih kepada Tonny Saritua Purba yang telah datang dari Bogor ke Desa Bahal Gajah, Kecamatan Sidamanik, Simalungun yang telah membimbing petani di sini sehingga bisa panen. Menurut Mas Legiman dengan pemakaian Pupuk Hayati mampu menurunkan pemakaian Pupuk Kimia sebesar 50%, bahkan pemakaian Pestisida tidak ada sama sekali, yang membahagiakan buat petani adalah kenaikan hasil panen meningkat sebesar 30%

Saya sebagai salah satu Penyuluh Swadaya Petani Padi Indonesia berharap agar apa yang sudah saya ajarkan kepada para petani padi di Desa Bahal Gajah bisa diterapkan petani padi lainnya yang ada di Kabupaten Simalungun, tentu sangat banyak hal positifnya terutama untuk kesuburan tanah, SDM petani bisa meningkat, biaya bertani semakin murah, hasil panen meningkat, beras jika dikonsumsi jauh lebih sehat dan yang utama adalah petani bisa lebih sejahtera lagi.

17 Maret 2020 : Tonny Saritua Purba ikut menanam padi bersama para petani padi didampingi oleh Mas Legiman sebagai Ketua Kelompok Tani setempat.(foto;Ist)

Masalah SDM petani adalah tanggung jawab kita bersama, bukan hanya Pemerintah saja tapi kita semua. Saya melakukan pemberdayaan ke Simalungun karena saya lahir di Simalungun, walaupun hanya 6 tahun di Simalungun tapi keinginan untuk membangun SDM dan keterampilan petani padi perlu saya lakukan, sesuai dengan poin ketiga dari Tridarma Perguruan Tinggi yaitu ilmu yang sudah saya dapatkan sast kuliah sebisaya bisa saya amalkan kepada petani padi kususnya petani padi yang ada di Kabupaten Simalungun tanah kelahiran saya.

Dalam waktu dekat ini, saya juga melakukan penanaman Padi Gogo lahan kering bersama masyarakat di Silimakuta dan juga di USI Simalungun, semoga bisa sukses sampai panen.(Penulis  adalah Penyuluh Swadaya Petani Padi Indonesia)

Tags: hayatipetanipupuk
Share128Tweet80Share32

Related Posts

Ekspedisi Toba SMSI 2023: Menapak Sejarah Dana Toba Nan Indah

by Redaksi
Februari 13, 2023
0

DANAU TOBA ternyata bukan hanya milik kita orang Indonesia. Danau yang berada di tengah Provinsi Sumatera Utara ini ternyata juga...

Ekspedisi Toba HPN 2023: Jangan Lengah Mempertahankan Geopark Kaldera Toba

by Redaksi
Februari 3, 2023
0

DUNIA mengetahui Danau Toba telah menjadi perhatian internasional. Keindahannya tak bisa dipungkiri. Betapa tidak, Kaldera Toba ditetapkan sebagai UNESCO Global...

Catatan 2022 Tentang Siantar Menuju 2023

by Redaksi
Januari 1, 2023
0

Tahun 2023 meninggalkan berbagai kata tentang tahun 2022 yang dapat dirangkai sebagai catatan untuk digaris bawahi menjadi sebuah cermin. Namun,...

Napak Tilas 2022 untuk Pemerhati Simalungun

by Redaksi
Desember 30, 2022
0

UNTUK ketiga kalinya sejak 10 tahun Rondahaim, Raja Raya tidak disetujui Presiden RI menjadi Pahlawan Nasional yang diumumkan setiap awal...

Cath Lab Jantung RSUD Djasamen Saragih Bukan “Kaleng Kaleng”

by Redaksi
Desember 18, 2022
0

P.Siantar, Aloling Simalungun Cath Lab atau Laboratorium Kateterisasi dan Intervensi Jantung RSUD Djasamen Saragih merupakan satu-satunya di luar rumah sakit...

Bahasa Batak Dalam Kehidupan Ibadah HKBP

by Redaksi
November 23, 2022
0

Ibadah tidak terlepas dari penggunaan bahasa baik dalam tata ibadah, nyanyian, serta doa.HKBP sejak berdirinya menggunakan bahasa batak sebagai bahasa...

Discussion about this post

Recommended

Dokter Paru: Perokok Berisiko terkena COVID-19 Dua Kali Lebih Besar

Agustus 28, 2020

Jokowi Pastikan Vaksin Covid-19 Untuk Masyarakat Gratis

Desember 16, 2020

Popular Post

  • Paheian (Busana) Adat Simalungun

    1635 shares
    Share 674 Tweet 400
  • Maling Sepatu Nyaris Dimassakan Warga

    905 shares
    Share 362 Tweet 226
  • Ternyata Maruli Wagner Damanik Calon Bupati Simalungun Paling Kaya

    761 shares
    Share 304 Tweet 190
  • H Anton Achmad Saragih : Saya Memang Abangnya DR JR Saragih SH MM

    662 shares
    Share 265 Tweet 166
  • Drs Djomen Purba : Banyak Kenangan dengan Edwin Bingei Purba Siboro

    561 shares
    Share 224 Tweet 140
  • Redaksi
  • Policy
  • Terms
  • Pedoman

© 2020-2022 Aloling Simalungun

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia

No Result
View All Result
  • Nasional
  • Regional
  • Siantar – Simalungun
  • Editorial
  • Ise Do Ham
  • Entertainment
  • Wisata
  • Inspirasi

© 2020-2022 Aloling Simalungun

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia