TENTU kita masih ingat anekdot tentang seorang tukang bangunan yang sibuk kesana kemari mencari pinsil tukangnya yang ia lupa terletak dimana. Sampai dia sendiri kesal atas kelupaannya. Padahal baru saja ia selipkan pinsil tersebut di atas telinganya.
Atau penjahit yang sibuk bertanya kesana- kemari kepada anak dan cucunya atas kehilangan jarum tangan yang baru saja ia gunakan. Ia baru tertawa terpingkal- pingkal atas kepikunannya, Setelah cucunya menunjuk kea rah mulutnya, ternyata jarum tersebut terselip di kedua bibirnya.
Atau mungkin hal tersebut terjadi kepada diri kita sendiri, baru beberapa saat kita menaruh HP kita kemudian kita heboh marah- marah kepada orang di sekeliling kita, kita lupa HP kita sudah bergeser kemana. Ternyata kita sendiri yang meletakkan pada tempat tersebut.
Lupa merupakan salahsatu sifat yang manusiawi, namun kalau terjadi terlalu sering akan menjadikan kita linglung atau pikun barangkali.
Bila kita telusuri, para ulama terdahulu tidak pernah kita jumpai mereka menjadi pikun atau pelupa.
Bapak AR Fachruddin, mantan Pimpinan Pusat Muhammadiyah sampai tiga hari menjelang hari wafatnya, beliau masih mampu memberikan tausiyah menemui pendengarnya dari radio Yogyakarta, meski beliau ceramah dari tempat tidur Rumah Sakit Yogyakarta.
Demikian juga Bapak H. Abdul Malik Karim Amrullah, yang dikenal sebagai satrawan Indonesia dengan nama HAMKA.
Dua hari menjelang ajal, beliau masih menulis menuntaskan Tafsir Al Qur’an karya beliau dengan nama Tafsir Al Azhar, demikian pula para ulama yang lain, yang sampai akhir hayatnya tidak terkena penyakit pikun atau pelupa.
Lalu apa yang mereka lakukan untuk memperkuat daya ingat? Menurut Ali bin Abi Thalib RA ada 3 amalan yang memperkuat daya ingat :
Membaca Al Qur’an, khususnya sebelum Subuh. Membaca Al Qur’an bagi umat muslim merupakan amal shalih dan menjadi kebiasaan para ulama- ulama terdahulu.
Menurut cerita bahwa Bapak BJ Habibie, sang kreator pesawat udara memiliki kebiasaan baik yaitu bangun sekitar pukul 3 dinihari, lalu mandi dan shalat tahajjud dan membaca Al Qur’an sampai mendapatkan waktu Subuh.
Melakukan Puasa. Banyaknya jenis puasa yang dapat dilakukan oleh setiap muslim, disamping puasa wajib Ramadhan juga ada puasa sunat. Antara lain puasa,: Senin- Kamis, Tengah Bulanan, Arafah, Asy- Syura dan puasa Daud.
Selalu bersiwak atau menggosok gigi. Bersiwak merupakan salahsatu amal shalih juga, Rasul SAW menyatakan “ Seandainya tidak memberatkan umatku, maka aku wajibkan bagi mereka bersiwak setiap hendak melakukan shalat”.
Bersiwak itu menyehatkan dan menjadikan wajah tetap cerah serta awet muda, disamping juga menguatkan daya ingat.
Disamping tiga amalan tersebut, para ahli jiwa mengungkapkan, bahwa keintensifan manusia melakukan amalan sosial atau memiliki kepedulian sosial dan banyak menggunakan kerja akal atau otak dalam kegiatan hidup, maka hal tersebut dapat menghindari sifat pikun atau kelupaan yang akut.
Pada hakikatnya, semua amalan di atas tidak terlalu sulit, terutama membaca Al Qur’an. Jika kita ambil mushaf Al Qur’an Standar Indonesia, Al Qur’an yang terdiri 30 Juz itu dapat kita khatamkan selama satu bulan.
Lalu jika kita buka lembaran- lembaran mushaf tersebut, satu juz terdiri dari 8 halaman, kita bagi 5 waktu (waktu shalat wajib) , maka untuk setiap waktu menjelang shalat atau sesudah shalat kita dapat membacanya sebanyak sekitar 2 lembar, sehingga dapat mengkhatamkan sebulan sekali.
Berat, boleh jadi, okey turunkan target, setengah juz sehari, masih berat kita turunkan seperempat juz sehari. Atau yang penting minimal beberapa lembarlah kit abaca sehari.
Malas, ya itu masalahnya.
Diri ini tidak akan mampu memulai sesuatu kegiatan jika tidak dipaksakan, awalnya memang demikan, sehingga pada akhirnya akan menjadi hal yang biasa dan mengasyikan tanpa adanya tekanan.
Lalu, hari ini kita masih ada kesempatan untuk menikmati tarikan nafas kita dengan lega, maka sudah sepantasnya kita memulai membaca Qur’an.
Mulailah dari yang kecil dan ringan, mulai sekarang juga dan mulailah dari diri sendiri. Semoga (***)
Asmen, S.Pd.,MM : Pengawas SMK Kemendikbud Sumatera Utara dan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Dolok Maraja, Tapian Dolok, Simalungun
Discussion about this post