BANYAK orang mengeluhkan hal yang berkaitan dengan rezeki. “Aku sudah capek, sudah sangat lelah banting setir setiap hari, sepertnya rezeki masih susah untuk didapati” Yang lain berguman seolah protes kepada nasib, bahkan kepada Allah SWT.
“Aku sudah bosan jadi orang miskin”
Demikian itulah ungkapan kekesalan orang- orang yang telah putus asa dan sudah jauh dari iman yang mengajarkan tawakkal kepada manusia.
Ketika seseorang ditanya,”Siapakah yang memberi rezeki kepada burung- burung yang terbang di angkasa, atau triliyunan ikan yang berenang di lautan dan binatang- binatang lain yang sangat banyak itu?” Mereka pasti akan menjawab “Allah Sang Maha Pemberi” jika burung- burung dan hewan melata lain yang tidak dikaruniai Allah akal saja sudah mendapat jaminan rezeki mereka, maka sungguh mustahil, kita sebagai manusia yang ditugasi sebagai khalifah dan dimuliakanNya tidak mendapat jaminan rezeki.
Hanya saja mungkin ada yang salah pada diri kita terhadapNya.
Mungkin jalinan hubungan dan komunikasi kita yang kurang intens atau bahkan sudah terputus denganNya atau bukan sekedar retak, tapi sudah pecah berantakan.
Pintu tawakkal yang telah dibuka olehNya, dan karpet merah kemesraan yang dibentangkanNya untuk kita, sudah kita gulung. Lalu kita sudah melanglang jauh dari koridor jalan dan hukum yang ditetapkanNya.
Kita pasti akan lebih keras melakukan protes lagi seandainya kita dijadikaNya sebagai cicak di dinding, kita akan katakana kepada Allah “ Bagaimana mungkin ya Allah, Engkau jadikan aku cicak, Engkau tidak lengkapi aku dengan apapun kecuali empat kaki dan mulut, lalu Engkau ciptakan mangsaku serangga yang dapat terbang dengan bulu mereka, sungguh bagaimana aku dapat makanan dengan keadaanku seperti ini.
Namun Sang Maha Pemberi Rezeki memberi perintah, bahwa tugasmu adalah “ diam- diam di dinding, datang seekor nyamuk ,”Hap-hap!” lalu ditangkap.
Maka tugas kita adalah menangkap rezeki, bukan mengejar – ngejar rezeki seperti yang banyak orang lakukan saat ini, maka mereka akan frustasi dan putus asa jika rezeki yang dimaksud datang tidak sesuai harapan, Namun jika kita berani mengambil pelajaran dari bagaimana rezeki cicak di atas, maka pada prinsipnya rezeki itu yang mendatangi kita, bukan sebaliknya.
Lalu bagaimana agar rezeki itu berkenan mendatangi kita? Allah berfirman : “ Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS: An Nahl:97).
Maka kuncinya adalah taqwa dan beramal shaleh, yaitu mampu menjaga hubungan vertikal dengan Allah sebagai wujud penghambaan diri kepadaNya tanpa reserve dan mampu menjalin silaturahim sesame makhluqNya.
Dengan pengertian yang tegas adalah menjalankan segenap perintahNya dan menjauhi laranganNya, sehingga keberkahan hidup akan menjadi bingkai kehidupannya dan semua problem mendapat solusinya.
Firman Allah SWT “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar “ (QS; At Thalaq :2),(***)
Asmen, S.Pd.,MM : Pengawas SMK Kemendikbud Sumatera Utara dan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Dolok Maraja, Tapian Dolok, Simalungun
Discussion about this post