JUM’AT minggu pertama bulan itu begitu terik dan sangat menyengat di badan, seolah- olah menyambut bulan untuk mengawali kemarau.Semua jamaah masjid merasa gerah.
Semua Air Condition atau AC sudah dinyalakan. Tapi belum juga mampu menghilangkan rasa panas di badan.
Khatib Jum’at yang juga Imam pada hari itu seakan faham dengan kondisi cuaca, sehingga beliau memendekkan khutbahnya, atau memang beliau memahami hadits Nabi SAW yang menyatakan, bahwa orang yang pandai dan bijak adalah Imam yang memendekan khutbahnya dan memanjangkan ibadah shalatnya.
Bubaran shalat Jum’at, semua jamaah bertebaran dengan kesibukan masing-masing atau mereka kembali melanjutkan tugas- tugasnya.
Sekitar sepuluh menit sesudah bubaran shalat Jum’at tersebut, datang seorang jamaah dengan tergopoh- gopoh menemui pihak pengelola masjid.
Lelaki berperawakan semampai yang terlihat dari penampilan dia seorang yang memiliki kedudukan tertentu di pemerintahan itu mengungkapkan, bahwa dompet yang di taruh di kantongnya terjatuh dan hilang.
Pihak pengelola masjid tak satupun yang mengenalnya, mungkin ia orang luar daerah yang mampir untuk shalat Jum’at di masjid mereka.
“ Kalau sekedar uangnya yang hilang, saya tidak masalah, uangnya hanya sedikit koq meski ada juga uang dolar di dalam dompet itu. Yang jadi masalah,, dalam dompet itu tersimpan surat- surat penting, bahkan ada surat- surat kantor yang sangat prinsip, Pak” kata bapak tersebut.
Beliau terlihat begitu panik, terlebih lagi jika dompet tersebut tak ditemukan, menurut beliau pasti sudah fatal nantinya.
Dia sangat berharap dompet dapat ditemukan, Dia mendesak pihak pengelola masjid agar segera membuka rekaman CCTV yang dipasang si sudut- sudut ruangan masjid.
Pihak pengelola setuju dengan permintaan bapak itu. Namun membuka rekaman tersebut pasti membutuhkan waktu yang relative lama, paling tidak setengah atau satu jam.
“Minta tolong ya pak, soalnya surat- surat yang hilang bersama dompet itu surat- surat penting, sambil menunggu orang bapak membuka rekaman, izinkan saya ke hotel tempat saya menginap,bentar ya pak”. Beberapa orang pengelola masjid yang bersiap membuka rekaman CCTV mengangguk.
“Oh , nama bapak Pak Norman ya, penghuni Kamar 220?” tanya seorang reseosinis hotel kepada lelaki yang kehilangan dompet tersebut.
“Ya, Pak ada apa?” jawab orang yang mengaku bernama Norman tersebut.
“Nih Pak dompet Bapak?” kata sang resepsionis sambil menyodorkan dompet beserta isinya.
“Lho kok bisa sama bapak ini?” tanya Norman terheran sambil menerima dompet itu.
“Periksa dulu pak isinya, nanti saya ceritakan mengapa dompet itu sampai kepada saya”
“Cukup pak, lengkap gak ada yang kurang sedikitpun, lalu siap pak yang menemukannya dan mengantarkan kesini?” jawab Norman.
“Begini Pak Norman, tadi ada orang datang mengantarkan dompet itu, saya sendiri tidak mengenalnya, sulit saya menggambarkannya, dari pengamatan saya tadi sekitaran lima puluh tahunan, dan dari penampilannya dia orang biasa dalam artian bukan orang kaya atau orang berada.
Dia bilang menemukan dompet tersebut di kamar mandi masjid sebelah, lalu ia mencari siapa pemiliknya tentu sulit, karena begitu banyak jamaah yang tidak saling kenal.
Lalu dalam dompet terselip kunci kamar hotel kita, dia tahu alamat hotel kita, karena hanya berseberangan dengan masjid itu.
Maka dengan bekal kunci tersebut ia kembalikan dompet itu ke sini, dia hanya berpesan untuk lain kali bapak harus hati- hati” kata petugas resepsionis hotel
“Terimakasih Pak atas bantuannya” kata Norman.
“Bukan kepada saya bapak mengucapkan terimakasih, tapi kepada orang yang telah menemukan dompet itu pak?” jawab resepsionis.
“Kalian adalah orang- orang baik yang masih tertinggal di bumi, seandainya bapak menyembunyikan dompet itu tentu tidak ada yang akan tahu, begitu juga orang yang menemukan dompet ini di kamar mandi masjid, juga tidak ada yang tahu, karena CCTV tidak diizinkan menjangkau kamar mandi, ternyata uang lima juta rupiah dan beberapa ribu dollar yang ada di dompet ini tak ada harganya pada diri kalian, harga diri kalian lebih mahal dari apapun, semoga kalian diberkahi Allah SWT” kata Norman
Mengembalikan barang temuan milik orang lain yang kehilangan, sangat butuh keberanian khusus, jangankan barang temuan, kalau perlu mencuri atau merampok , bahkan membunuhpun dilakukan orang asal dapat uang.
Kesan dari orang yang mengembalikan dompet tadi, sesuai penjelasan sang resepsionis hotel, bahwa beliau bukanlah orang kaya, bukan orang yang tak butuh harta atau uang. Apalagi ketika kondisi krisis akibat pendemi covid -19 ini. Namun mereka masih manusia yang utuh, mereka butuh tapi bukan berarti menghalalkan segala cara. Termasuk resepsionis dengan honor paspasan karena banyak kamar yang kosong di masa sulit ini.
Mereka adalah pahlawan- pahlawan kemanusiaan yang namanya tidak diukir dalam batu nisan sebagai pahlawan pejuang di makam pahlawan.
Ketika orang beramai- ramai melakukan pencurian melalui korupsi, mark up proyek, atau proyek fiktif dan kejahatan ekonomi lainnya, ternyata masih ada beberapa gelintir manusia berhati manusia, bukan serigala berbulu domba.
Aku, kami dan mereka yang masih belum faham akan maksud- maksudmu.(***)
Asmen, S.Pd.,MM : Pengawas SMK Kemendikbud Sumatera Utara dan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Dolok Maraja, Tapian Dolok, Simalungun
Discussion about this post