P.Siantar, Aloling Simalungun
Para pedagang sebagai pemilik meja batu untuk berjualan hasil pertanian, kecewa karena operasional Pasar Rakyat Balairung Rajawali Parluasan, Jalan Patuan Nagari, Kecamatan Siantar Utara, belum juga maksimal. Pasalnya, pembeli tiada yang datang berbelanja.
Pantauan di bagian dalam pasar Rakyat Balairung Rajawali tersebut, Kamis (30/12) sekira jam 09.30 Wib, dari sekitar 180 meja batu untuk berjualan, hanya beberapa yang dimanfaatkan untuk berjualan. Namun, karena, pembeli tak kunjung datang, pedagang akhirnya tak betah menunggu dan menunggu. Sehingga, terpaksa tutup.
“Payah, pedagang yang buka paling banyak sepuluh orang. Karena tidak ada pembeli masuk balairung untuk belanja, terpaksa hanya dibuka sebentar. Setelah itu, terpaksa ditutup,” ujar salah seorang pemilik lapak boru Silalahi penjual sayur mayur.
Pada dasarnya, para pedagang minta kepada pihak Perusahaan Daerah Pasar Horas Jaya (PD PHJ) sebagai pengelola agar melakukan terobosan. Apalagi sejak lounching atau diresmikan, Rabu (6/10) lalu, hanya beberapa pedagang berani membuka usahanya. Itupun hanya sekitar dua atau tiga jam. Karena tiada pembeli, akhirnya tutup.
Ketiadaan pembeli masuk ke Pasar Rakyat menurut pedagang karena pintu bagian Selatan, tetap ditutup.
Kemudian, pedagang yang berjualan di kaki lima sekitar Pasar Rakyat, tidak juga ditertibkan seperti janji pihak PD PHJ beberapa waktu lalu.
Terkait dengan situasi sulit tersebut, pedagang mengaku sudah menyampaikan permasalahan itu kepada Plt Dirut PD PHJ, Toga Sehat Sihote saat pencanangan sistem transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang diluncurkan Bank Indonesia di Pasar Horas beberapa hari lalu, Kamis (23/12/2021).
Salah satu solusi yang menurut pedagang agar Pasar Rakyat Balairung Rajawali Parluasan itu didatangi pembeli, operasionalnya harus dimulai sejak pagi hari dan pintu bagian Selatan harusnya tetap dibuka. Kemudian, disediakan lapak untuk penjualan ikan basah.
“Balairung ini malah dibuka siang hari, kek mana kami bisa berjualan dan pedagang datang kalau kesiangan. Jadi pembeli lebih memilih belanja ke pajak Parluasan,” ujar pedagang lain yang mengaku terpaksa meninggalkan lapaknya di Pasar Rakyat dan kembali mencari lapak kaki lima atau badan trotoar jalan.
Sebelumnya, Plt Dirut PD PHJ, Toga Sehat Sihite membenarkan sudah menerima keluhan para pedagang Pasar Rakyat Balairung Rajawali Parluasan tersebut usai pencanangan sistim transaksi QRIS dan mengaku bahwa operasionalnya belum maksimal meski sudah dilakukan beberapa kali sosialisasi.
Untuk itu, akan dilakukan beberapa terobosan seperti melakukan pasar murah. Namun, itu akan mulai awal Januari 2022 mendatang. Terkait permintaan pedagang agar di lapak Pasar Rakyat dibuka jualan ikan basah, tentu tidak diperbolehkan karena lapak batu yang disediakan hanya untuk berjualan dagangan kering.
“Kalau jual ayam potong boleh. Tapi, harus sudah bersih dan tidak dipotong di dalam balairung itu,” ujar Dirut Togap Sihite sembari mengatakan untuk operasional lanjutan agar lebih maksimal, tetap bekerja sama dengan pihak Kecamatan. Termasuk melakukan penertiban pedagang kaki lima yang berada di sekitar Pasar Rakyat Balairung Rajawali. (In)
Discussion about this post