P.Siantar, Aloling Simalungun
Keresahan pedagang di Pasar Horas Kota Siantar semakin menjadi karena maling terus merajalela. Bahkan, sebelum Natal dan Tahun Baru 2021 sampai 2021, ada tujuh kios di Gedung IV yang dibongkar pada malam hari dengan merusak kunci maupun jerejak besi.
Edi Siburian, Ketua Komunitas Pedagang Pasar Horas (KP2H) Gedung IV mengatakan, peristiwa teranyar berlangsung, Senin (10/1/2022). Maling berhasil membongkar kios pedagang mie dan pedagang telur. Sebelumnya lagi ada kios yang dibongkar milik pedagangi kan asin, pedagang burung dan pedagang hasil bumi.
“Kalau pedagang mie mengetahui kiosnya dibongkar dari pedagang di sebelahnya. Setelah diperiksa, tabung gas yang masih berisi hilang. Kalau pedagang telur, kehilangan telur sebanyak delapan papan,” ujar Edi, Selasa (11/1/2022).
Kejadian sebelumnya antara Nopember sampai Desember 2021 lalu, maling membongkar kios pedagang ikan asin dan yang diambil ikan asin senilai Rp 5 juta. Sedangkan pedagang burung yang dicuri malah terali besi pintunya. Paling parah lagi jerejak besi milik Perusahaan Daerah Pasar Horas Jaya (PD PHJ) malah turut dicuri.
“Aksi para maling terus berulang dan kami jadi resah karena sepertinya menunggu giliran. Kalau pulang ke rumah, pikiran kami sebenarnya terus ke pajak Horas. Karena, jangan-jangan kios kami yang dibongkar,” ujar Edi pemilik kios menjual minuman.
Masalah kemalingan tersebut dikatakan sudah disampaikan kepada pihak PD PHJ. Namun, malingnya belum juga berhasil diringkus. Sementara, soal keamanan di Gedung IV, menurut Edi ada penjaga malam. Bahkan, pedagang memberi kontribusi dengan jumlah beragam mulai dari Rp 23 ribu sampai Rp 30 ribu perbulan.
“Pungutan yang kami berikan namanya kontribusi, itu termasuk retribusi dan kebersihan. Tapi, untuk pedagang di bagian bawah malah ada dipungut uang keamanan selain membayar kontribusi. Harusnya, kalau ada uang keamanan, keamanan dapat dijaga dengan baik,” ujarnya.
Sementara, pengakuan sejumlah pedagang yang kiosnya pernah dibongkar mengatakan, aksi tersebut bukan cerita baru lagi. Karena, sudah berlangsung sejak lama. Namun, pelakunya belum ada diringkus. Sehingga, ada indikasi bahwa kasus pembongkaran kios terkesan dibiarkan.
“Nggak tau kenapa maling begitu merajalela. Tapi, kalau jaga malam bertugas dengan baik, kami pikir maling tidak terus beraksi. Jadi, harapan kami para pedagang, diperkuatlah keamanan,” ujar pedagang burung yang kiosnya pernah dibongkar.
Dirut PD PHJ, Toga Sehat Sihite membenarkan bahwa khusus di Gedung IV Pasar Horas rawan maling. Selain di bagian belakang ada jalan sepi dekat rel kereta api, ada bagian tertentu yang rusak dan terbuka untuk jalan masuk ke Gedung IV.
Dijelaskan, soal personel keamanan yang terdiri dari Trantib dan penjaga malam selalu melakukan tugas dengan maksimal sesuai jadwal yang ditentukan. Bahkan, personel penjaga malam ada sampai 10 orang.
“Kalau malam hari selalu ada Trantib dan penjaga malam. Tapi, malingnya juga lihai. Waktu pintu bagian belakang Gedung IV ditutup, malingnya malah ada bersembunyi di dalam. Jadi, sulit juga terditeksi,” ujar Toga Sehat Sihite sembari mengatakan bahwa Gedung IV ditutup sekira jam 18.30 dan dibuka sekira jam 06.00 Wib.
Sementara, soal uang keamanan yang dikutip dari pedagang, Dirut mengaku itu dilakukan oknum dan bermotif sebagai pungutan liar. Karenanya, permasalahan tersebut sudah pernah jadi pembahasan dalam rapat internal dan tetap menjadi perhatian.
Dirut membenarkan bahwa asset PD PHJ pernah digondol maling. Bahkan, sudah pernah disampaikan kepada Polsek setempat. Ke depannya, masalah keamanan akan diperkuat apalagi sudah ada tawaran bekerja sama dengan pihak Kepolisian dan Koramil.
“Ada beberapa antisipasi yang akan kita lakukan. Selain menutup jalan masuk dari dekat rel kereta api, jerejak pintu masuk akan diperbaiki. Selain itu, personel keamanan yang akan diberi seragam, akan berupaya terus dimaksimalkan,” ujar Toga Sihite mengakhiri. (In)
Discussion about this post