P.Siantar, Aloling Simalungun
Untuk mengantisipasi masuknya varian baru Covid-19 Omicron yang penularannya begitu cepat dibanding varian Delta, Pemko Siantar menanggarkan dana APBD Siantar 2022 sebesar Rp 20 miliar. Bahkan, ada lagi Rp 60 miliar untuk biaya tidak terduga.
Data tersebut disampaikan Masni, Plt Kadis Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Pemko Siantar pada rapat koordinasi penanganan Covid-19 Kota Siantar yang dipimpin Wali Kota, H Hefriansyah. Dihadiri institusi terkait termasuk unsur TNI dan Polres di ruang data Pemko Siantar, Selasa (8/2/2002).
“Penggunaan anggaran akan disesuaikan dengan kebutuhan penanganan Covid-19. Sementara, di luar itu, ada juga dana untuk Dinas Kesehatan. Sedangkan organisiasi perangkat daerah (OPD) Pemko dan institusi lain yang membutuhkan tentu akan dikucurkan. Tetapi, tetap disesuaikan dengan kebutuhan,” ujar Masni.
Sebelumnya, Wali Kota Siantar menjelaskan bahwa pengalaman penanganan Covid-19 di Kota Siantar yang malah sempat masuk level 4 namun berhasil turun ke level 2 , memperlihatkan bahwa bahwa Tim Satgas memiliki pengalaman yang cukup baik untuk bekerja lebih maksimal.
“Pengalaman sebelumnya tentu membuat kita bisa lebih baik untuk mengantisipasi penanganan Covid-19. Apalagi anggaran sudah tersedia. Tak perlu kawatir. Untuk itu, tinggal mengajukan kegiatan,” ujar Wali Kota.
Dandim 0207/Simalungun, Letkol Inf Roly Souhoka SIP mengatakan, untuk penanganan pandemi Covid-19, ditambah lagi dengan muncul varian baru Omicron, perlu penanganan lebih cepat dengan melakukan perbaikan managemen Posko.
Selain itu, perbaikan managemen para medis dan tenaga kesehatan, obat-obatan maupun kesiapan rumah sakit, logistik, oksigen. Pelaksanaan vaksinasi dosis ketiga atau Booster disegerakan dan vaksinasi dosis kedua juga harus menyeluruh.”Soal anggaran kita harap dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya,” ujar Dandim.
Sementara, Kapolres Siantar melalui Kabag Ops, Kompol Lamin mengatakan, terjadinya peningkatan terpapar mulai Januari sampai minggu pertama Februari mencapai 122 kasus, harus disikapi melalui kerjasama yang baik.
“Percepatan vaksinasi untuk kalangan lansia harus dilakukan dengan baik. Karena selama ini masih tergolong rendah atau masih sekitar 62 persen yang vaksin. Sekarang, kita tidak mengetahui apakah mereka masih hidup atau sudah pindah. Maka, perlu dilakukan pendataan kembali,” ujar Kompol Lamin.
Usai dilakukan diskusi dengan memberi saran maupun masukan dari peserta yang hadir, Sofian Purba sebagai Sekretaris Tim Satgas Covid-19 Pemko Siantar membacakan kesimpulan rapat koordinasi penanganan Covid-19.
Di antaranya, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di lingkungan sekolah dilakukan 50 persen dan daring 50 persen. Jika di lingkungan sekolah ditemukan yang terpapar sebanyak 5 persen, sekolah ditutup minimal 10 hari. Kemudian, pelaksanaan vaksinasi booster disegerakan.
Tingkatkan pelaksanaan protokoler kesehatan di lingkungan rumah ibadah. Membatasi jam operasional pusat perbelanjaan sampai jam 20.00 Wib. Sedangkan untuk restoran, rumah makan maupun café sampai jam 21.00 Wib. (In)
Discussion about this post