P.Siantar, Aloling Simalungun
Dari hasil razia Dinas Pendidikan Kota Siantar beberapa hari terakhir, mental para pelajar yang dijaring ternyata begitu memprihatinkan. Selain membangkang peraturan dan membohongi orang tua, ada pelajar perempuan menyimpan video mesum kiriman teman lelakinya.
Soal adanya video mesum seorang siswi atau pelajaran perempuan itu dibenarkan, A Rasyid sebagai Kepala Satuan Tim Patroli Sekolah Dinas Pendidikan Kota Siantar yang gencar melakukan patroli bersama personel lainnya di berbagai lokasi, Kota Siantar.
“Benar ada siswi yang menyimpan vedio mesum di dalam handphone miliknya. Itu diketahui ketika kita minta supaya pelajar perempuan itu membuka isi handphonenya. Ternyata, ada menyimpan video mesum,” ujar A Rasyid, Sabtu (26/2/,2022).
Dijelaskan, siswi itu dijaring dari lokasi Taman Bunga Kota Siantar bersama seorang siswi dan dua siswa atau pelajar lelaki, Jumat (25/2/,2022).
Dua pasang anak remaja itu diperkirakan pasangan yang berpacaran. Warga Kabupaten Simalungun dan sekolah di salah satu SMA swasta di Kabupaten Simalungun juga.
Bukan hanya menyimpan video mesum, di dalam tas sekolah pelajar perempuan itu ditemukan juga lipstick. “Kita begitu kawatir, jangan-jangan ada penyimpangan prilaku lain yang mereka lakukan. Untuk itu, kita hubungi pihak sekolahnya yang kemudian datang bersama ibu dari pelajar perempuan itu,” beber A Rasyid.
Saat Dinas Pendidikan bertanya kepada ibu pelajar perempuan yang tergolong dari kalangan ekonomi menengah kebawah itu, putrinya dikatakan berbohong. Permisi kepada orang tua berangkat sekolah. Namun, akhirnya diketahui berkeliaran di Taman Bunga. “Orang tuanya sedih melihat prilaku putrinya itu,” imbuh A Rasyid.
Dijelaskan, Tim Razia Dinas Pendidikan tidak memandang pelajar itu berasal dari Kabupaten Simalungun. Kalau ada berkeliaran di kota Siantar pakai seragam saat jam belajar, wajib ditertibkan. Karena, di kota Siantar, sekolah sedang Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Sedangkan Kabupaten Simalungun memberlakukan Pembelajaran Tatap Muka 50 persen. Soal membohongi orang tua, menurut A Rasyid merupakan modus seluruh pelajar yang terjaring dan jumlahnya sudah mencapai 30 orang. “Sama orang tua bilang sekolah supaya diberi uang jajan. Nyatanya malah bolos,” ujar Rasyid.
Selain video mesum, berbohong, mengantungi rokok, ada pelajar yang dijaring razia berani melawan Tim Dinas Pendidikan. Bahkan, marah-marah dan membentak seolah-olah tidak bersalah. Padahal, pelajar itu dijajring dari tempat biliard saat jam belajar.
“Kalau siswa yang marah-marah itu, sudah datang ke kantor kita bersama orang tuanya untuk minta maaf dan orang tuanya kita minta mengawasi prilaku anaknya. Demikian juga kepada para orang tua lain yang anaknya kena razia,” ujar A Rasyid.
Sementara, Rosmayana Marpaung, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Siantar mengatakan, razia pelajar menindaklanjuti Surat Edaran Dinas Pendidikan. Prihal Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) 100 persen untuk tingkat PAUD, SD dan SMP negeri maupun swasta.
Selain mengantisipasi kerusakan mental para pelajar, razia juga untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 dengan varian baru Omicron. Apalagi saat ini PPKM Kota Siantar berada di level 3 dan ada 3 orang pelajar dinyatakan positif Covid-19 setelah dilakukan swab.
“Razia terus kita lakukan untuk menyelamatkan masa depan anak bangsa. Tapi, kita juga minta kepada orang tua untuk aktif mengawasi putra-putrinya. Demikian juga pihak sekolah. Sehingga, kerja sama antara pemerintah, orang tua dan sekolah saling bersinergis,” ujarnya.
BUKAN CERITA BARU
Ida Halanita Damanik sebagai Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Siantar mengatakan, soal pelajar yang menyimpan video mesum di handphone, bukan cerita baru lagi. Bahkan, bukan hanya pelajar perempuan tingkat SMA sederajat. Tetapi, termasuk pelajar tingkata SMP.
“Dari hasil penelusuran LPA, pelajar yang menyimpan video mesum di handphone bukan hanya kalangan anak SMA sederajat. Tetapi termasuk kalangan pelajar SMP. Bukan hanya pelajar lelaki tetapi termasuk pelajar perempuan,” ujarnya.
Dijelaskan, dengan menonton video mesum dalam handphone tersebut, besar dugaanpelajar dimaksud melakukan adegan seperti yang mereka tonton. Apalagi vidieo mesum yang diterima pelajar perempuan itu dikirim temannya lelaki. Artinya, video mesum dimaksud merupakan pintu gerbang bagi pelajar masuk dalam dunia mesum.
“Ada sejumlah kasus pelecehan seksual dengan pelaku pelajar yang mencuat kepermukaan. Bahkan, ada pelajar yang hamil sebelum nikah. Kasus itu tentu tentu tidak lepas dari semakin bebasnya pelajar menonton video mesum yang akhirnya dipraktekkan,” ujar Ida.
Namun demikian, prilaku tersebut tidak semata kesalahan anak atau kalangan pelajar yang mulai menganut pergaulan bebas. Tetapi, termasuk kesalahan para orang tua. Karena, tidak melakukan pengawasan ekstra kepada putra-putrinya.
Dijelaskan, orang tua harus meluangkan waktu mendampingi putra-putrinya untuk menghindari prilaku menyimpang. Dan orang tua jangan gagap teknologi atau gaptek. Tetapi, harus bisa membuka HP untuk memeriksa apa isi HP putra-putri mereka itu. Sehingga, orang tua tidak dibohongi putra-putrinya.
“Orang tua jangan hanya sibuk mencari uang. Untuk apa banyak uang kalau anak dibiarkan dan kalau sudah besar malah masuk ke dalam dunia mesum. Ini peringatan keras kepada orang tua!” tegasnya mengakhiri. (In)
Discussion about this post