Yang populer dibenak kita ,saat kita mendengar atau memasuki bulan suci Ramadhan adalah berpuasa padanya. Yaitu menahan makan dan minum di siang hari dan yang membatalkan yang lainnya.
Menahan dari makan dan minum, dalam rangka mengosongkan perut dari segala yang menjejalinya sekaligus menahan segenap prilaku yang menyusah dan menyakiti ciptaan Allah lainnya, Mengosongkan perut bukan hanya sekedar kosong belaka, mengosongkan perut sekaligus mengosongkan keinginan yang tidak dilandasi iman dan taqwa atau mengikuti hawa nafsu yang tidak terkendali.
Ramadhan hadir bukan dimaksudkan agar kita lapar atau kelaparan. Tapi hadir untuk mengasah kekuatan batin kita dalam merangkai kebersamaan dalam totalitas yang dibingkai ridha Allah SWT. Allah tidak menyuruh kita lapar dalam kepayahan, sehingga kita disunahkan mengakhirkan makan sahur dan menyegerakan berbuka. Hadits Nabi SAW dari Anas mengnhgkapkan “Segerakanlah berbuka dan akhirkanlah sahur.”
Mengosongkan perut dalam beberapa jam di siang hari, sebagai perwujudan mengendalikan nafsu perut. Perut melambangkan nafsu duniawi, keinginan memiliki dan menguasai, nafsu duniawi merupakan kenderaan setan untuk mengendalikan manusia agar jauh dari Sang Pencipta yaitu Allah SWT.
Jika nafsu kita sudah terkendali, maka persemaian bibit iman dalam kalbu dapat berkembang dengan baik. Perkembangan iman dapat berjalan dengan benar jika pemupukannya dilakukan secara benar dan teratur. Pemupukan itulah yang terus kita lakukan, terutama saat kita berada di bulan berkah ini. Berupa ibadah yang konsisten di bulan rahmat ini, Puasa, zikir, do’a, qiyamul lail, sedekah, zakat, infaq, tadabur Qur’an dan aktifitas ibadah lainnya.
Maka Ramadhan hadir menyapa kita, agar kita berusaha sekuat tenaga untuk mengosongkan perut dan memenuhi kalbu dengan santapan rohani, sehingga kekuatan mental spiritual kita menjadi kokoh tak tergoyahkan dalam meniti hdup yang sebelas bulan ke belakangnya. Namun kita perlu berhati- hati, karena kita khawatir jika kekosongan perut kita hanya sekedar bernilai lapar dan dahaga saja sebagaimana perkataan Nabi SAW “Betapa banyak orang berpuasa, namun dia tidak mendapatkan aap- apa dari puasanya, kecuali hanya lapar dan dahaga saja” (HR At Thabrani).
Kalbu yang bening dan kokoh akan mencerminkan amal shalih dan ikhlas dalam setiap aktifitasnya. Tidak terlilit blunder kepentingan di luar kepentingan aqidah atau syi’arnya agama tauhid ini.
Kalbu yang tercerahkan akan melahirkan nilai- nilai kebaikan universal seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam peri kehidupannya.
Kalbu yang terbimbing oleh kebenaran aqidah akan memberi manfaat kepada semua makhluq Allah SWT dan akan menjadi rahmat lil alamin, dan akan memberi solusi bagi problema yang muncul, sehingga kehadirannya sangat dinanti dan diharapkan.
Hadits Nabi SAW “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (Hadits Riwayat ath-Thabrani). (***)
(Asmen : Pimpinan Ranting Muhammadiyah Dolok Maraja dan Pengawas SMK Kota Pematangsiantar)
Discussion about this post