P.Siantar, Aloling Simalungun
Dalam acara Perenungan Penderitaan Yesus, Prosesi Salib yang dilaksanakan Seksi Sekolah Minggu GKPS Peniel Jum,at Subuh (15/4/2022) yang dihadiri Pdt Resort GKPS Siantar V Jhon Hermansyah Damanik, Penginjil Lamria E Sitanggang M.Th, Pengurus Harian Majelis Jemaat GKPS Peniel, pengurus seksi Bapa, Seksi Inang, Seksi Pemuda, anak-anak sekolah Minggu, orang tua anak sekolah minggu dan seratusan orang jemaat GKPS Peniel. Ephorus GKPS ikut serta memikul salib.
Acara diawali perenungan Penderitaan Yesus.
Lampu gereja padam, hanya ada salib terletak didepan gereja berdiri menyamping, disorot lampu.
Suasana begitu hening dan jemaat mendengar pembacaan nubuatan penderitaan Yesus dari Yesaya 53.
Yang membaca tidak kelihatan karena gelap, suara sahdhu Rita Hasibuan terdengar.
“ sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi Kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.’
Pembacaan diteruskan Elfrida Lusi Napitupulu.
“Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.”
Usai pembacaan nubuatan penderitaan Yesus yang dibacakan sampai Yesaya 53:12 kemudian bernyanyi “ Firman Mu Pelita Bagi Kakiku” dinyanyikan tiga anak sekolah minggu Valen, Dita dan Karen dan dilanjutkan pembacaan dari Matius 26 oleh Penginjil Lamria Sitanggang, Pedeta Resort Siantar V Jhon Hermansyah Damanik dan bergantian semua guru sekolah minggu sampai selesai Matius 27.
Semua pembacaan diiringi instrumen lagu yang dibawakan Ketua Seksi Bapa GKPS Peniel.
Ketika pembacaan terakhir “Yesus dipaksa memikul salib-Nya”, Ephorus GKPS Pdt DR Deddy Fajar Purba memikul Salib dari dalam gereja, memikulnya sampai depan rumah dinas Pdt Resort dan digantikan pembimbing Sekolah Minggu St Durvan Saragih sebagai Simon dari Kirene dan demikian seterusnya berganti ganti yang terpanggil memikul salib, Wakil Ketua Badan Dioakonia Sosial Sy Sahman Damanik, St Jhon Karlos Saragih, Jhonny Purba, St Darwin Dolok Saribu, dan sebelum sampai kepada peran Yesus yang akan disalibkan yakni anak sekolah Minggu Arsafah Girsang, Pimpinan Harian Majelis Jemaat St Robinson Damanik yang memikulnya.
Jemaat seluruhnya mengikuti dari belakang.
Arsafah Girsang memikulnya sampai ke atas bukit depan rumah Ephorus.
Tentara yang diperankan pemuda, remaja GKPS menyalibkannya sebagai Yesus dan dua lagi penyamun dikiri dan dikanan Yesus diperankan anak sekolah minggu Nathan dan Delvin.
Jemaat dari bawah menyaksikannya dengan senyap masing masing dengan pikiran dan perasaan masing masing dan kebanyakan “terharu”.
Acara berakhir setelah tiga anak sekolah Minggu Karen, Dita dan Valen berdiri didepan salib membacakan liturgi makna penyalipan.
‘Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.”
“Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.”
“Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,
Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu “jauh”, sudah menjadi “dekat” oleh darah Kristus.”
“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.”
“Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,”
“Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih;
di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.”
Rute perjalanan memikul salib dimulai dari GKPS Peniel ke Balai Bolon 1 terus ke Balai Bolon 2, lapangan Balai Bolon 2 terus ke Pelpem GKPS,ke Kantor Synode, kantor VEM, terus ke rumah Ephorus.
Di depan rumah Ephorus ada Bukit, disana Yesus dan dua penyamun disalibkan.
Sebelum memimpin Doa Penutup Ephorus GKPS Pdt Dr Deddy Fajar mengatakan “Tuhan Yesus do mangkophop hita pardosa. Haganup holong pakon idopni uhur Ni ai do na isaksihon hita na i pragmenhon niombahta sikolah minggu, i tonggor hita do i lobeitta sonaha sidea i parsilanghon. Sasintong ni on laho mangurupi Hita do mamparimbagashon, mangkagoluhkon pengorbanan Kristus bani goluhta, ibagas malas ni uhurta bani pangkopkopan Kristus na mangidah janah mangkahargahon goluhta. Ase tongtong ma Hita mangkagoluhkon idop ni uhurni ai marhitei pargoluhanta”
Sekitar satu jam lebih perjalanan memikul salib tahun ini kata Raidou Purba Ketua sekolah Minggu GKPS Peniel.(hp)
Discussion about this post