Jakarta, Aloling Simalungun
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) sampaikan keprihatinan atas kasus
penyerangan dan pembunuhan di Kampung Nogolait, Distrik Keneyam, Kabupaten
Nduga, Papua, Sabtu, 16 Juli 2022.
Pernyataan keprihatinan disampaikan dalam siaran pers PGI yang ditandatangani
Bidang Keadilan dan Perdamaian PGI
Pdt. Henrek Lokra Sekretaris Eksekutif tanggal (16/7/2022).
Dalam siaran pers tersebut disebutkan bahwa PGI menyampaikan keprihatinan dan dukacita mendalam atas jatuhnya 10 orang korban dan 2 orang kritis, termasuk Pdt. Eliaser Baner (54) Pendeta Gereja Kemah Injil Indonesia.
Korban diduga meninggal akibat penembakan dalam peristiwa penyerangan dari kelompok bersenjata, di Kampung Nogolait, Distrik Keneyam, Kabupaten Nduga, Papua.
PGI menyebutkan kejadian tersebut menambah jumlah korban dari sekian banyak peristiwa pembunuhan yang terjadi di tanah Papua. Tanah Papua bersimbah darah, korban masyarakat sipil terus berjatuhan.
Berbagai kebijakan dilakukan untuk perbaikan pembangunan di Papua, namun tetap saja terjadi pembunuhan manusia di Tanah Papua, entah siapa sesungguhnya pelaku yang melakukan pembunuhan dimaksud.
Dalam kaitan ini, Persekutuan Gereja – gereja di Indonesia dengan ini menyerukan hal – hal sebagai berikut:
1. Kami menyampaikan belasungkawa yang dalam atas meninggalnya masyarakat sipil
termasuk Pendeta GKII, Pdt. Eliasar Baner. Kiranya keluarga diberikan kekuatan
menghadapi peristiwa dukacita yang memilukan ini.
2. Meminta pemerintah untuk membentuk tim investigasi independen untuk melakukan
investigasi komprehensif terhadap kejadian pembunuhan masyarakat sipil di Kampung
Nogolait, Distrik Keneyam, Kabupaten Nduga, Papua.
3. Kami mendorong Gereja – Gereja di Tanah Papua untuk terus melakukan upaya
kemanusiaan sebagaimana perlu untuk masyarakat Kampung Nogolait, Distrik Keneyam, Kabupaten Nduga dan disekitarnya.
4. Kami mendorong TNI/Polri untuk dapat melakukan upaya pencegahan atas kemungkinan terjadinya tindakan pembunuhan serupa ke depan dan bersama dengan seluruh elemen masyarakat menciptakan masyarakat damai dengan pendekatan kultural.
5.Kami mendorong koalisi kemanusiaan untuk terus melakukan upaya sebagaimana
diperlukan dalam rangka mengungkapkan fakta dan advoaksi kemanusiaan di Tanah
Papua kedepan.
Pernyataan keprihatinan diharapkan menjadi perhatian kita bersama demi dan untuk perbaikan kondisi Papua dari segala aspek kehidupan dan martabat manusia Papua.(rel)
Discussion about this post