P.Siantar, Aloling Simalungun
Ketua Dewan Pimpinan Pusat/Presidium Partuha Maujana Simalungun (DPP/Presidium PMS) Dr Sarmedi Purba SPOG mengutarakan kekecewaannya kepada Presiden Jokowi karena Tuan Rondahim Saragih gagal dinobatkan jadi Pahlawan Nasional.
Kepada Aloling Simalungun Jumat (4/11/2022) Dr Sarmedi Purba mengutarakan kekecewaannya atas keputusan Pemerintah yang tidak menetapkan Tuan Rondahim Saragih jadi Pahlawan Nasional.
Dikatakan Dr Sarmedi Purba untuk kedua kalinya saya terkejut dan kecewa bahwa tokoh pejuang Simalungun abad ke 19 Tuan Rondahaim Saragih Garingging untuk kedua kalinya gagal dinobatkan jadi pahlawan nasional.
Seperti diketahui Menteri Hukum dan HAM Mahfud MD Kamis 3 November 2022 mengumumkan 5 pahlawan nasional yang diberikan penghargaan oleh Presiden Joko Widodo dalam rangka Hari Pahlawan Nasional 10 November 2022.
Berikut daftar lima tokoh penerima gelar Pahlawan Nasional:
1. H. R. Soeharto (Jawa Tengah)
2. KGPAA Paku Alam VIII (DIY)
3. R Rubini Natawisastra (Kalimantan Barat)
4. Salahuddin bin Talabuddin (Maluku Utara)
5. Ahmad Sanusi (Jawa Barat)
Dr Sarmedi Purba SPOG mengatakan dari semua suku yang saya kenal di Sumatera, hanya suku Simalungun saja yang belum memiliki pahlawan nasional, walaupun menurut penelitian sejarah, perjuangan Tuan Rondahim Saragih tidak kalah gesitnya dari pahlawan nasional dari Batak Toba, Karo, Mandailing, Melayu dan Aceh.
Saya merasa pahlawan yang kami ajukan tidak dihargai sehingga timbul perasaan sebagai warga negara kelas dua di negeri ini.
Terbukti bahwa Kementerian Sosial telah menyurati Gubernur Sumatera Utara tahun yang lalu, bahwa Tuan Rondahaim sudah memenuhi syarat sebagai Pahlawan Nasional tahun.
Apakah ada udang di balik batu pada penetapan Pahlawan Nasional di Kementerian Sosial? Karena tahun yang lalu kabarnya penetapan Rondahaim Pahlawan Nasional diundurkan karena ada calon lain yang menginginkan didahulukan.
Saya sebagai pendukung Presiden Joko Widodo sejak tahu 2014 memohon pertimbangan Bapak Presiden yang yang saya kagumi untuk dapat merasakan ketidakadilan yang kami rasakan sebagai suku Simalungun yang tersebar di seluruh dunia ujar Dr Sarmedi Purba SPOG.(tp)
Discussion about this post