Museum Simalungun adalah salah satu destinasi Wisata Budaya yang letaknya berada di Pusat Kota Pematangsiantar.
Museum Simalungun berlokasi di Jln Sudirman No 10 Pematangsiantar, berdampingan dengan Mapolres Pematangsiantar dan GKPS Sudirman serta berhadapan dengan Kantor Pos sehingga posisinya strategis dan mudah dijangkau.
Museum Simalungun banyak menyimpan koleksi benda-benda Cagar Budaya yang bernilai sejarah.Jumlah koleksi benda-benda Cagar Budaya di Museum Simalungun berjumlah 860 buah yang seluruhnya tertata rapi dalam vitrine atau lemari pajangan Museum Simalungun.
Drs Djomen Purba Ketua Yayasan Museum Simalungun kepada Aloling Simalungun Senin (27/7) mengatakan biasanya setiap hari ada saja Masyarakat yang berkunjung ke Museum Simalungun.
Belakangan semenjak pendemi covid-19 kunjungan ke Museum Simalungun berkurang jauh bahkan nyaris tidak ada ujarnya.
Diterangkan Drs Djomen Purba masyarakat yang berkunjung ke Museum dari berbagai daerah dan latar belakang bahkan terkadang ada juga turis dari manca negara yang berkunjung ujarnya.
Berbagi koleksi benda cagar budaya tersimpan rapi di Museum Simalungun terdiri dari:
Koleksi Etnografika yaitu : Peralatan Rumah Tangga, Peralatan Pertanian, Peralatan Menangkap Ikan, Peralatan Meramu dan Berburu, Peralatan Pandai Emas dan Pandai Besi, Peralatan Musik dan Tari, Peralatan Pengrajin Tenun.
Bahan-bahannya terbuat dari kayu, rotan, bambu, porselin, tanah liat, tanduk, tulang-tulang, besi tembaga, Kuningan dan bahan-bahan lainnya.
Koleksi Keramikologie terdiri dari berbagai jenis porselin buatan China, Holland dan Spanyol.
Koleksi Numiematika terdiri dari berbagai mata uang seperti mata uang Indonesia, Belanda, Jepang dan lain-lain.
Koleksi Naskah Kuno ( Old Manuscript) terbuat dari kulit kayu Alim dan bambu ayan.
Naskah Kuno menyimpan berbagai aspek ilmu pengetahuan seperti astrologi dan astronomi serta ramuan tradisional.
Koleksi Arkeologi yang terdiri dari aneka arca yang terbuat dari batu, perunggu dan Kuningan.
Koleksi Hand Craft yakni koleksi karya seni berupa arca dan ornament yang bahannya terbuat dari kayu dan bambu.
Pada kesempatan tersebut Drs Djomen Purba memberikan pesan kepada kaum muda kaum milineal bahwa dengan berkunjung ke Museum Simalungun kita dapat menemukan sejarah dan budaya bangsa Indonesia yang beragam dan mampu menyatukan berbagai suku bangsa dalam bingkai NKRI.
Mengenal benda-benda yang ada di Museum akan menimbulkan rasa kenal lebih lanjut, mengenal sudah dapat menjelaskan apa, bagaimana, dimana, siapa, kapan benda itu dibuat.
Memahami, jangan salah paham benda ini dibuat penciptanya untuk kebaikan manusia penggunanya ujar Drs Djomen Purba.
Dijelaskan Drs Djomen Purba bahwa Museum Simalungun dibangun pada tanggal 10 April 1939 oleh Raja-Raja Simalungun dengan menggunakan biaya sebesar 1.650 Gulden dan diresmikan pada tanggal 30 April 1940.
Tujuan membangun Museum Simalungun adalah untuk menjaga benda-benda Cagar Budaya yang bernilai sejarah dan budaya agar tidak lenyap ditelan zaman.
Drs Djomen Purba menjelaskan bahwa sejak tanggal 7 Juni 1955 Museum Simalungun dikelola Yayasan Museum Simalungun.
Hingga saat ini biaya perawatan dan pemeliharaan Museum Simalungun diharapkan dari sumbangan Pengunjung dan Pemerintah Kota Pematangsiantar dan Pemerintah Kabupaten Simalungun.
Disamping koleksi benda cagar budaya Museum Simalungun juga menyediakan buku-buku seperti Kamus Simalungun, Buku Paradatan Simalungun, Buku Uhir dan Ornamen Simalungun, Buku Doding/Umpasa Simalungun, Buku terjemahan Lak-Lak Simalungun Indonesia dan Inggris dan Buku Sejarah Kerajaan Siantar Sang naualuh yang dapat dijual.
Museum Simalungun bisa menjadi pilihan menjadi destinasi Wisata Budaya apalagi letaknya letaknya yang strategis dan agar masyarakat semakin mengetahui sedikit banyaknya tentang budaya Simalungun. (HTP/GUS
Discussion about this post