P.Siantar, Aloling Simalungun
Henridwan Damanik alias Iwan Damanik merintis budidaya Hidroponik di lahan sekitar 200 m2 di lahan sekitar rumahnya jalan Gurilla No.1 Kelurahan Bah kapul Kecamatan Siantar Sitalasari Kota Pematangsiantar.
Ditemui Aloling Simalungun di lokasi budidaya Hidroponik miliknya Minggu (9/8) Iwan Damanik didampingi istrinya Mestauli br Sidabutar mengatakan bahwa usahanya ini masih merintis yang namanya merintis selalu banyak hambatan dan tantangan ujarnya.
Dikatakan Iwan Damanik budidaya Hidroponik adalah budidaya menanam dengan menggunakan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman.
Usaha Hidroponik ini sebenarnya sudah dimulai sekitar bulan November 2019 akan tetapi ketika itu masih belum serius melaksanakannya.

Sehubungan pandemi covid-19 yang melanda dunia jadinya kami lebih sering berada di rumah sehingga sejak bulan April 2020 kami berdua jadi makin serius mengerjakan budidaya Hidroponik ini apalagi lokasinya tepat dibelakang rumah ujar Iwan Damanik.
Walaupun serius mengerjakannya yang namanya merintis pasti sulit, apalagi kami belajarnya otodidak belajar dari you tube saja, saat ini kami masih mengatur pola tanam agar panennya bisa berurutan sehingga panennya lebih sering .
Dalam budidaya Hidroponik terpenting adalah penyediaan nutri si yang dibutuhkan tanaman harus tersedia dalam media air yang digunakan. Jenis nutrisi yang dibutuhkan yaitu Calcinit, kalinitra, mag S, Vitaflex, Zeka atau SOP, ZA, MKP.
Budidaya Hidroponik dimulai dengan pembenihan tray smay, dimana lamanya pembenihan tergantung jenis tanaman dan tergantung tumbuhnya daun jika sudah layak biasanya setelah tanaman berdaun tiga kemudian dimasukkan ke Instalasi Hidroponik untuk pembesaran hingga siap panen.
Lamanya pembesaran hingga siap panen tergantung jenis tanamannya Kangkung 18-21 hari, Bayam 20-25 hari, Sawi 20-25 hari.
Harga jual masing-masing tanaman berbeda Kangkung Rp. 12.000/kg, Bayam Rp.15.000/kg, Jenis yaitu sawi manis, pait, pakcoy, samhong Rp. 15.000/kg.
Iwan Damanik mengatakan hingga saat ini pemasaran hasil panennya dipasarkan masih sebatas rekan-rekan serta relasi kerja semata. Pemasaran juga dilakukan lewat medsos melalui WA group saja.
Hingga saat ini hasil panen belum dipasarkan secara meluas ke pasar dan konsumen kami lebih banyak yang sudah memiliki kesadaran tentang pentingnya sayuran yang bebas pestisida serta yang perduli kepada kesehatan ujarnya.

Sayur hasil budidaya Hidroponik rasanya berbeda lebih enak dan lebih lembut, lebih renyah, lebih cepat masak dan tidak mengandung pestisida.
Ada yang mengatakan bahwa sayuran hasil budidaya Hidroponik lebih berkualitas dibandingkan sayuran hasil tanaman budidaya secara organik ujar Iwan Damanik. (HTP)
Discussion about this post