
Simalungun, Aloling Simalungun
Falsafah Simalungun “Habonaron Do Bona” dan “Sapangambei Manoktok Hitei hendaknya digunakan Presiden Jokowi jika akan melakukan reshuffle kabinet.
Demikian dikatakan Lamhot Saragih Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Himapunan Mahasiswa dan Pemuda Simalungun (DPP-HIMAPSI) kepada Aloling Simalungun Kamis (22/4/2021).
Lamhot Saragih mengatakan falsafah adat Simalungun “Habonaron Do Bona” dan “Sapangambei Manoktok Hitei” memiliki makna yang sangat universal dan bisa menjadi landasan filosofis dalam berpolitik kebangsaan Indonesia.
Lamhot Saragih mengatakan kalaupun Jokowi hendak melakukan reshuffle kabinet pertimbangan objektifitas ataupun kebenaran atau “Habonaron Do Bona” hendaknya menjadi landasan utama bukan karena adanya kepentingan politik sesaat ataupun karena adanya desakan dari pihak pihak yang mungkin selama ini terganggu karena kebijakan yang diambil para menteri yang digadang-gadang bakal diganti.

Dikatakan Lamhot Saragih benar reshuflle adalah hak prerogatif Presiden akan tetapi ketika menggunakan hak tersebut Presiden hendaknya mengedepankan prinsip Objektifitas ujarnya.
Menurut Lamhot Saragih disetujuinya Nomenklatur baru dua Kementerian yaitu Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset Teknologi dan Kementerian Investasi membuat dinamika reshuffle kabinet semakin menggeliat. Banyak nama sudah disebut untuk mengisi dua pos kementerian tersebut disinlah rakyat Indonesia menunggu dan akan menilai kebijakan yang bakal diambil Jokowi untuk mengisi pos kementerian tersebut.
Lamhot Saragih mengatakan siapapun yang bakal direshuffle hendaknya bisa semakin membuat kabinet semakin solid untuk mewujudkan visi dan misi Indonesia maju untuk itulah reshuflle hendaknya membuat kinerja kabinet semakin baik bisa semakin bekerja sama untuk mewujudkan tujuan yang baik atau “Sapangambei Manoktok Hitei” ujarnya.
Prinsipnya DPP-HIMAPSI mendukung kebijakan yang diambil Jokowi hanya saja prinsip Habonaron Do Bona dan Sapangambei Manoktok Hitei tetap digunakan demi Indonesia yang semakin maju pungkas Lamhot Saragih.(tp)
Discussion about this post