Aloling Simalungun
  • Redaksi
  • Policy
  • Terms
  • Pedoman
Sabtu, 6 September 2025
  • Nasional
  • Regional
  • Siantar – Simalungun
  • Editorial
  • Ise Do Ham
  • Entertainment
  • Wisata
  • Inspirasi
  • Nasional
  • Regional
  • Siantar – Simalungun
  • Editorial
  • Ise Do Ham
  • Entertainment
  • Wisata
  • Inspirasi
No Result
View All Result
Aloling Simalungun
No Result
View All Result
  • SMSI
  • Nasional
  • Regional
  • Siantar – Simalungun
  • Editorial
  • Ise Do Ham
  • Entertainment
  • Wisata
  • Inspirasi
Home Inspirasi

Bahasa Simalungun Belum Jadi “Tuan” di Tanah Leluhur

Catatan : Imran Nasution

by Redaksi
24 April 2021 | 05:16 WIB
in Inspirasi
A A
ADVERTISEMENT
217
SHARES
271
VIEWS

SEBAGAI salah satu rumpun Batak, bahasa Simalungun ternyata belum menjadi “tuan” di tanah leluhur seperti Kabupaten Simalungun dan Kota Siantar. Kalau dibiarkan, bukan mustahil hilang dari muka bumi. Sama nasibnya seperti bahasa daerah lain di Indonesia yang telah lebih dulu punah.

Padahal, bukankah bahasa menunjukkan identitas atau karakter suatu kaum? Kalau identitas itu hilang berarti kebersamaan persaudaraan atau kebanggaan sesama etnis merenggang. Kemudian, rumpunnya tidak dikenal lagi sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang terdiri dari beragam suku atau etnis dengan bahasa masing-masing.

Berbeda dengan bahasa daerah lain di Indonesia seperti Aceh, Minang, Sunda, Jawa maupun banyak daerah lain di Indonesia karena di daerahnya memiliki kata pengantar bahasa daerah. Sehingga, saat mereka berada di perantauan langsung saling mengenal dan solidaritas atau persaudaraan semakin meningkat.

Kemudian berbeda juga dengan bahasa daerah khususnya di Sumatera Utara. Misalnya, Karo, Toba, Humbang, Pakpak, Mandailing, Sipirok maupun bahasa lain non Batak seperti Nias maupun Melayu pesisir serta bahasa etnis daerah lain.

Kalau dicermati lebih jauh lagi, kondisi bahasa Simalungun sedang mengalami erosi dan itu terjadi karena beberapa faktor penting yang sebenarnya kelihatan jelas sebagai suatu fakta.

Di antaranya, Kabupaten Simalungun termasuk kota Siantar sebagai “Tano Hasusuran” etnis Simalungun, dihuni beragam suku budaya. Kemudian, etnis Simalungun bukan mayoritas. Sehingga, penggunaan bahasa daerah tidak menyeluruh di setiap kecamatan.

Bahkan, beberapa kecamatan tidak menggunakan bahasa Simalungun dalam pergaulan sosial dan yang digunakan justru bahasa non Simalungun atau bahasa Indonesia.

Hal itu tampak di sekitar kecamatan yang berbatasan dengan kabupaten Tobasa, Karo maupun di kecamatan lain yang justru didominasi suku non Simalungun.

Demikian juga di Kota Siantar yang sejarahnya merupakan tanah leluhur etnis Simalungun.

Faktor lain, terjadinya erosi penggunakan bahasa leluhur etnis Simalungun, fanatisme orang Simalungun khususnya yang keluarganya asli etnis Simalungun masih menipis, dan ada yang enggan menggunakan bahasa ibu.

Artinya, orang Simalungun terkesan kurang memahami betapa pentingnya pengggunaan bahasa daerah dibanding dengan etnis non Simalungun lain khususnya di Sumatera Utara yang berasal dari rumpun Batak.

Belum lagi soal perkawinan silang antara etnis Simalungun dengan non etnis Simalungun yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai pengantar. Sehingga, jarak anak dan keturunannya dengan bahasa tersebut semakin jauh.

Karena kondisi itu, pantas generasi muda etnis Simalungun tidak menggunakan bahasa Simalungun dalam pergaulan sehari-hari meski masih sama-sama etnis Simalungun. Yang digunakan justru bahasa non Simalungun atau malah menggunakan bahasa daerah non Simalungun. Termasuk menggunakan bahasa Indonesia.

Faktor lain, penguatan pemerintah daerah untuk menonjolkan kearifan lokal tidak begitu “ngotot”. Misalnya, pelajaran bahasa Simalungun di sekolah-sekolah belum begitu merata dan para tenaga pengajarnya malah ada yang non Simalungun. Bahkan, di kota Siantar pemerintah kota justru terkesan melakukan pembiaran terhadap sekolah yang belum menghargai kearifan lokal.

Kalau dicermari, tidak sedikit generasi muda di kota Siantar dan di Kabupaten Simalungun khususnya mulai enggan menggunakan bahasa Simalungun sebagai bahasa ibu. Sehingga, ada kekawatiran generasi muda akan lupa dengan warisan leluhur.

Hal itu sebenarnya bukan kesalahan kaum muda itu semata. Tapi, para orang tua seperti engan atau malah kurang peduli memberi pelajaran kepada generasi muda. Sehingga, tidak terjadi erosi yang makin mengkawatirkan. Terutama bagi masyarakat yang berada di perkotaan dan di lingkungan masyarakat non etnis Simalungun.

Untuk itu, para pemangku adat khususnya Partuha Maujana Simalungun (PMS) saatnya duduk bersama merumuskan permasalahan yang terjadi untuk mencari solusi.

Melestarikan bahasa Simalungun di Bumi Habonaron Do Bona Simalungun dan di kota “Sapangamabei Manoktok Hitei” kota Siantar bukan hanya tugas PMS dan seluruh komponen terkait dengan PMS.

Upaya pelestarian itu boleh dilakukan dari para orang tua dengan memberi pelajaran kepada putra-putrinya untuk menerapkan bahasa Simalungun di lingkungan keluarga. Kemudian, pemerintah juga wajib perduli melestarikan kearifan lokal.

Misalnya, kurikulum bahasa Simalungun yang sudah ada di sekolah lebih ditekankan lagi agar lebih membumi.

Namun demikian, perlu mengantisipasi kendala paling utama dengan adanya keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM). Sehingga, wajib dilakukan pendidikan dan pelatihan serta sarana pendukung lain seperti buku-buku praktis yang mudah dipelajari.

Kemudian, kalau orang Simalungun menggelar pesta harus menyertakan budaya leluhur dan itu memang sudah mulai kelihatan.

Apalagi lagu-lagu Simalungun semakin populer untuk dinyanyikan meski hanya menggunakan organ tunggal atau keyboard.

Meski anak muda atau kalangan pelajar dituntut mampu berbahasa asing seperti bahasa Inggris maupun bahasa internasional lainnya, bahasa Simalungun wajib diterapkan. Khususnya bagi etnis Simalungun sendiri.

Apabila memang tidak ada kepedulian melestarikan dan upaya pengembangan, bahasa Simalungun terancam punahdari muka bumi. Selanjutnya, kaum itu akan kehilangan indenitas dan jati diri.

PUNAH

Sekedar informasi, berdasarkan data, keseluruhan bahasa daerah di Indonesia sebanyak 726 bahasa dan 640 bahasa versi Unesco.

Selain Bahasa Indonesia yang dipakai sebagai bahasa nasional, masyarakat biasanya akan menggunakan bahasa daerah dalam percakapan sehari-hari.

Dari aspek distribusi, bahasa daerah di Indonesia banyak tersebar di Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera dan sedikit di Jawa dengan 20 bahasa.

Namun, dari jumlah bahasa daerah yang ada, terdapat 14 bahasa daerah di Indonesia yang sudah hilang atau punah. Hilangnya bahasa tersebut disebabkan karena sedikitnya penduduk lokal yang menggunakan bahasa daerah mereka.

Dari 14 bahasa yang punah itu, 10 bahasa di Maluku Tengah, bahasa Hoti, Hukumina, Hulung, Serua, Te’un, Palumata, Loun, Moksela, Naka’ela dan Nila. Dua bahasa punah juga di Maluku Utara yakni Ternateno dan Ibu.

Dua bahasa berasal dari Papua yakni Saponi dan Mapia.

Sementara, 13 bahasa daerah yang penuturnya di atas satu juta di antaranya, Minangkabau, Batak, Rejang, Lampung, Sunda, Makassar, Aceh, Jawa, Bali, Sasak, Bugis, Madura, dan Melayu. (Penulis Redaksi Pelaksana Siantar 24 Jam)

Tags: bahasasimalungunterancam
Share87Tweet54SendShare
ADVERTISEMENT

Berita Terkait

Inspirasi

Pemuda GKPS Apresiasi Tugah-Tugah Pimpinan Sinode Nyanyikan Indonesia Raya & Hening Cipta Sebelum atau Sesudah Ibadah Minggu 17 Agustus 2025

by Redaksi
18 Agustus 2025 | 12:00 WIB
0

P.Siantar, Aloling Simalungun Pemuda GKPS sungguh mengapresiasi kebijakan Pimpinan Sinode GKPS yang memberikan tugah-tugah (instruksi) kepada seluruh jemaat GKPS untuk...

Read more
Inspirasi

Amnesti-Abolisi Hasto dan Lembong:  Bukan Sekadar Maaf tapi Peluang Koreksi Hukum

by Redaksi
1 Agustus 2025 | 17:34 WIB
0

PEMBERIAN  amnesti dan abolisi kepada Hasto Kristiyanto dan Tom Lembong dalam kasus menyeret nama mereka ke dalam pusaran polemik hukum,...

Read more
Inspirasi

Sudiahman Saragih : “Makna Pesta Olob-Olob adalah Bergembira, Bersyukur, Berterima Kasih Kepada Tuhan”

by Redaksi
20 Juli 2025 | 13:04 WIB
0

P.Siantar, Aloling Simalungun Pesta Olob Olob memiliki makna bergembira, bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan atas masuk Injil ke Tanah...

Read more
Inspirasi

Tuan Rondahaim Saragih, Penerima Bintang Jasa Utama RI Layak Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 

by Redaksi
4 Juni 2025 | 20:30 WIB
0

Surat Terbuka Untuk Presiden Prabowo Subianto :  Yang Terhormat, Bapak Presiden Prabowo Subianto  Tuan Rondahaim Saragih, yang bergelar Raja Raya...

Read more

Discussion about this post

Berita Terbaru

Siantar - Simalungun

Hadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H di Kecamatan Bosar Maligas, Bupati Berpesan: Hormati dan Sayangi Orang Tua

6 September 2025 | 08:03 WIB
Regional

Pemko Tebing Tinggi Raih Penghargaan Apresiasi Pelaksanaan GPM Terbaik Sumut

4 September 2025 | 19:53 WIB
Siantar - Simalungun

Rapat Kegiatan Cegah Stunting Rumah Desa Sehat di Nagori Talun Rejo 

4 September 2025 | 13:14 WIB
Siantar - Simalungun

Sampaikan Bantuan Wapres RI kepada Korban Bencana Alam, Bupati Simalungun: “Saya Bertanggung Jawab atas Apa yang Terjadi di Simalungun

4 September 2025 | 09:52 WIB
Siantar - Simalungun

Bupati Simalungun Ucapkan Selamat Harlah ke-80 Kejaksaan Republik Indonesia

3 September 2025 | 22:55 WIB
Siantar - Simalungun

Bupati Simalungun Sambut Aksi Unjuk Rasa BEM STAI PB Perdagangan dengan Penuh Keramahan

3 September 2025 | 22:03 WIB
Regional

Panitia RPL Namaposo Sinode GKPS 2026 dilantik, St. Dr. Rudi Sinaga : “Pemuda jadi Garam & Terang”

2 September 2025 | 17:49 WIB
Nasional

AOE 2025 Ditutup, Pemkab Simalungun Raih Penghargaan Stand Terbaik Kategori Komunikatif

1 September 2025 | 10:14 WIB
Siantar - Simalungun

Di AOE 2025, Stand Kabupaten Simalungun Mendapat Sambutan Positif Dari Pengunjung

30 Agustus 2025 | 20:04 WIB
Siantar - Simalungun

Dukung GPM Serentak, Pemkab Simalungun Salurkan Beras Premium 69 Ton Lebih Kepada Masyarakat

30 Agustus 2025 | 19:59 WIB
Regional

Masper dan Muscablub DPC HIMAPSI Tebing Tinggi Berjalan dengan baik, Mhd Dheny Saragih Terpilih jadi Ketua 

30 Agustus 2025 | 18:34 WIB
Siantar - Simalungun

GMKI Siantar-Simalungun Mengecam Dan Mengutuk Keras Tindakan Refresif Personel Polri Yang Merenggut Nyawa Ojol Dalam Aksi Demonstrasi

29 Agustus 2025 | 15:51 WIB
  • Redaksi
  • Policy
  • Terms
  • Pedoman

© 2020-2024 Aloling Simalungun

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Nasional
  • Regional
  • Siantar – Simalungun
  • Editorial
  • Ise Do Ham
  • Entertainment
  • Wisata
  • Inspirasi

© 2020-2024 Aloling Simalungun

rotasi barak berita hari ini danau toba