P.Siantar, Aloling Simalungun
Saat hujan, Pasar Horas Kota Siantar kumuh karena jalan penghubung antar gedung untuk melintasi lapak demi lapak pedagang selalu becek. Bukan hanya membuat pedagang mengeluh, lebih dari itu masyarakat yang datang malah enggan masuk untuk berbelanja.
Menurut para pedagang, becek tersebut terjadi karena kanopi di bagian atas yang dipasang antar gedung mengalami kebocoran. Sehingga, air hujan menggenang di badan jalan. Bahkan, ketika becek, sulit mengering karena genangan air tidak mengalir sesuai jalur drainase.
“Beginilah, kalau hujan kanopi yang di atas ini bocor dan airnya membuat becek. Kalau sudah begini, jualan tak laku karena pembeli malas masuk ke bagian dalam. Becek ini sudah lama dan entah kapan diperbaiki,” ujar boru Sinaga, pedagang sayur mayur di gedung II Pasar Horas, Senin (3/1/2021).
Hal senada disampaikan pedagang lainnya. Bahkan, saat hujan, air yang jatuh malah ada langsung mengucur ke dagangan menjadi basah. Untuk itu, pedagang terpaksa harus menggeser dagangannya ke tempat lebih aman. Atau ada langsung menutup menggunakan plastik yang sudah dipersiapkan.
“Bukan hanya becek, air yang jatuh dari atas karena kanopi bocor ada langsung tercurah ketempat jualan saya ini. Kalau sudah begitu, sayur yang saya jual terpaksa ditutup pakai plastik. Ini masih lumayan. Ada malah jualan yang tidak boleh basah seperti jualan ikan rebus atau jualan lainnya terpaksa harus tutup,” ujar pedagang lain boru Silalahi.
Pantauan awak koran ini saat hujan tiba, kondisi becek membuat masyarakat memang enggan masuk atau berjalan di jalan antar gedung untuk berbelanja. Kalau pun harus berjalan, terpaksa memilih jalan yang tidak becek karena takut pakaiannya kotor.
“Beginilah, kalau hujan, bukan hanya becek, air dari kanopi yang bocor juga membuat kita terpaksa berteduh karena takut basah kena hujan,” ujar ibu rumah tangga yang ingin berbelanja di Gedung II Pasar Horas.
Ketika soal becek yang terjadi akibat bocornya kanopi dikonfirmasi kepada Imran Simanjuntak sebagai Plt Direksi Operasional Dirut Pasar Horas Jaya (PS PHJ), hal itu dibenarkannya. Namun, becek sulit mengering karena genangan air sulit mengalir akibat drainase banyak tidak berfungsi.
“Drainase ada yang sudah tertutup karena digunakan pedagang untuk berjualan. Kita sudah menghimbau supaya tidak berjualan di atas drainase. Tapi, sepertinya belum muncul kesadaran pedagang untuk saling menjaga kebersihan,” ujar Imran Simanjuntak.
Plt Dirut PD PHJ, Toga Sehat Sihite mengatakan, pihaknya tidak punya anggaran untuk melakukan perbaikan kanopi yang bocor. Sehingga, terpaksa mengajukan permohonan dana perbaikan kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kota Siantar.
“Kita sudah mengajukan permohonan anggaran untuk perbaikan kanopi yang bocor tapi, belum tau bagaimana realisasinya,” ujar Toga Sihite sembari membenarkan bahwa drainase yang tertutup karena ada pedagang membuka lapak di atas drainase, menjadi salah satu kendala membuat genangan air tidak mengalir.
“Kanopi yang bocor itu ada pada gedung satu dua dan tiga. Karena bocor, air hujan tergenang di jalan antar gedung. Anggaran untuk perbaikan yang kita ajukan selain untuk perbaikan kanopi, termasuk untuk perbaikan lantai semen yang sudah retak sekitar Rp 2 miliar,” ujar Toga Sihite.
Kalau anggaran yang diajukan tersebut bisa direalisasi tahun 2022 ini, Toga Sehat Sihite optimis kondisi becek dan kumuh yang dikeluhkan pedagang dan pembeli dapat diatasi karena kanopi yang bocor atau rusak itu dapat diganti dan semen yang sudah berlobang dapat diperbaiki. (In)
Discussion about this post