P.Siantar, Aloling Simalungun
Untuk mengantipasi penyebaran Demam Berarah Dengue (DBD) di kota Siantar yang semakin meningkat, Dinas Kesehatan Kota Siantar melakukan pengasapan (fogging) di Kelurahan Dwikora. Persisnya di Jalan Merdeka, Kota Siantar, Kamis, (27/1/2022).
Camat Siantar Barat, Pardomuan Nasution yang turut mendampingi kegiatan fogging bersama pihak kelurahan dan personil Babinsa mengatakan, upaya tersebut untuk menindaklanjuti adanya temuan kasus DBD di Kelurahan Dwikora, Siantar Barat.
“Ada temuan 6 orang terkena DBD di Kelurahan Dwikora. Dua di antaranya sudah sembuh dan pulang ke rumah. Sedangkan empat lagi masih dirawat di rumah sakit,” ujar Pardomuan Nasution di sela-sela kegiatan pengasapan.
Lebih lanjut, Camat menghimbau kepada masyarakat untuk memperhatikan kebersihan lingkungan dengan menerapkan 3M. Yakni, Menguras dan menyikat tempat penampungan air agar telur nyamuk aedes agypty sebagai sumber DBD yang menempel lepas. Menutup tempat penampungan air dengan baik dan Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air.
“Penerapan 3M idealnya dilakukan setiap 2 hari. Karena nyamuk aedes agypty sebagai sumber penyebab DBD ini tidak hidup di air kotor. Tapi berkembang biak di air yang bersih,” ujar Pardomuan sembari mengatakan, pasien terkena DBD lebih sering berada di lingkungan yang bersih.
“Jadi bersih saja tidak menjamin kita bebas DBD. Rajinlah melakukan 3 M. Jika terjadi gejala demam, langsung hubungi dokter atau ke puskesmas terdekat,” ujar Camat yang langsung turuin ke lokasi pengasapan.
Fungsional Epidiomologi Ahli Muda, Dinas Kesehatan Kota Siantar, Domen Silalahi mengatakan, saat pandemi Covid-19 sedang melanda, kasus DBD di Kota Siantar malah meningkat.
Dijelaskan, tahun 2020 ada 75 orang terjangkit DBD dan dan 4 orang dinyatakan meninggal. Sedangkan tahun 2021, kasusnya meningkat menjadi 104 orang dan meninggal 7 orang. Dibanding tahun 2021, tahun 2022 meski masih memasuki bulan Januari, kasusnya sudah mencapai 22 orang. Sedangkan pada Januari tahun 2021 hanya 4 orang. Sehingga, terjadi peningkatan sebanyak 550 persen.
Dijelaskan, kasus DBD sampai 20 Januari 2022 ditemukan di 17 kelurahan beberapa kecamatan. Meski sempat mendapat perawatan di sejumlah rumah sakit, akhirnya banyak sembuh. “Sedangkan yang meninggal mudah-mudahan belum ada,” ujarnya.
Kasus DBD paling banyak di kelurahan Parhorasan Nauli ada 3 orang. Kemudian, dua kasus masing-masing di Dwikora, Bantan dan Pahlawan. Selebihnya atau 1 kasus, di kelurahan Naga Huta, Pematang Marihat. Marihat Jaya, Kriseten, Simalungun, Toba, Banjar, Suka Dame, Melayu, Kebun Satur, Tambun Nabolon dan Bah Kapul.
“Data yang kita terima berasal dari sejumlah rumah sakit yang merawat pasien. Setelah itu, kita langsung koordinasi dengan Puskesmas untuk melakukan pelacakan beradius 100 meter dari rumah warga yang terkena DBD,” ujar Silalahi, Jumat (21/1) lalu. (In)
Discussion about this post