Aloling Simalungun
  • Redaksi
  • Policy
  • Terms
  • Pedoman
Senin, Januari 30, 2023
  • Nasional
  • Regional
  • Siantar – Simalungun
  • Editorial
  • Ise Do Ham
  • Entertainment
  • Wisata
  • Inspirasi
  • Nasional
  • Regional
  • Siantar – Simalungun
  • Editorial
  • Ise Do Ham
  • Entertainment
  • Wisata
  • Inspirasi
No Result
View All Result
Aloling Simalungun
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Regional
  • Siantar – Simalungun
  • Editorial
  • Ise Do Ham
  • Entertainment
  • Wisata
  • Inspirasi
ADVERTISEMENT
Home Inspirasi

Siantar Ku, Siantar Mu, Siantar Kita…

Catatan: Imran Nasution

Februari 28, 2022
in Inspirasi
Share on FacebookShare on Twitter

SEBAGAI kota terbesar di Sumatera Utara setelah Medan, Siantar punya banyak karakter khas yang tidak dimiliki daerah lain. Pastinya, ada Sangnaualuh Damanik, Raja Siantar sang penentang kolonial meski akhirnya diasingkan ke Bengkalis dan wafat di tanah Melayu itu.

Ada Adam Malik yang dalam buku “Si Bung dari Siantar”, mantan Wakil Presiden RI itu punya slogan “semua bisa diatur”. Kemudian, ada Cornel Simanjuntak, pencipta lagu nasional ”Teguhku Berlapis Baja” dan “Maju Tak Gentar”.

Selanjutnya, setelah tembok tebal Orde Baru rubuh diterjang badai reformasi dan terlepas dari plus maupun minus, sejumlah Wali Kota Siantar pernah saling bergantian menginap di hotel prodeo karena tersandung kasus korupsi.

Baca juga

Catatan 2022 Tentang Siantar Menuju 2023

Napak Tilas 2022 untuk Pemerhati Simalungun

Siantar dulu dan kini memang berbeda. Tapi, seperti yang tetap sama atau tidak berubah sebagai karakter paling khas adalah suara anak Siantar (Siantarman) kalau bicara, selalu jelas, tegas dan tak segan tekan gas. Apalagi kalau bicara politik, mayoritas orang Siantar tak ubahnya bagai politisi atau politikus.

Kalau politisi lokal yang duduk di jajaran kursi legislatif, jumlahnya jelas terbatas. Tapi, politisi lokal yang duduk di bangku warung atau kedai kopi maupun cafe, jumlahnya tak terbatas. Apalagi warung atau kedai kopi begitu mudah ditemukan di berbagai lokasi.

Politisi lokal di warung-warung kopi itu, selalu saja mengetahui kalau ada jarum jatuh di lingkungan eksikutif dan legislatif. Lantas, meluncur mulus berbagai pendapat mengitari opini publik. Meski pendapat apalagi pendapatan berbeda, tetap dapat akrab duduk di warung kopi sambil minum kopi atau teh manis bersama.

Terlepas dari mana, siapa dan apa suku maupun agama politisi lokal itu, rasa cinta dan bangga anak Siantar kepada tanah “Sapangambei Manokktok Hitei”, tak perlu ditawar-tawar seperti menawar cabe yang harganya selalu naik turun. Hanya saja, cara mengungkap rasa berbeda-beda dan itu adalah cerminan demokrasi yang indah dibanding kalau hanya satu warna.

Ada mengungkapkan kecintaan kepada Siantar dengan rasa pedas bagai cabe yang harganya selalu naik turun itu. Tidak sedikit mengungkapkan dengan rasa pahit bagai kopi tanpa gula. Ada malah mengungkap rasa bagai teh manis hangat. Dan, ada mengungkap rasa bagai belimbing yang asam atau ada juga hambar karena tiada rasa.

Menurut temannya temanku yang tergolong politikus lokal, mengkritik silahkan meski tidak memberi solusi karena untuk mencari solusi itu adalah kerjaan Plt Wali Kota bersama para pejabat yang digaji pakai uang rakyat. Termasuk uang rakyat kelas sandal jepit.

Temannya temanku juga bilang, saat mengkritik jangan pakai kaca mata kuda atau pakai kaca mata bolong apalagi pakai kaca mata hitam pada malam hari saat lampu listrik padam. Bahkan, jangan sekali-kali apalagi berkali-kali mengkritik dengan tendensius kalau yang diketahui sangat terbatas. Sehingga, hanya katak dalam tempurung yang bisa menilainya baik.

Kata temannya temanku lagi, mengkritik bukan karena suka atau tidak suka. Tapi, jujurlah mengkritik demi Siantar ku, Siantar mu dan Siantar kita agar lebih baik dari sebelumnya meski menyelesaikan sejumlah “warisan” masalah, tidak semudah mengkedipkan kelopak mata.

JANGAN BERTANYA

Sejatinya, jangan bertanya mengapa hasil Pilkada 2020 lalu yang duduk menjabat adalah Susanti Dewayani. Sebab, itu adalah konstitusi dan perempuan pertama yang memimpin Siantar itu punya garis tangan. Sedangkan garis tangan berbeda dengan garis lukisan di atas kertas menggunakan pensil yang mudah dihapus pakai setip atau penghapus.

“Kalau kita bertanya mengapa dan mengapa, jawabannya malah menimbulkan tanya-tanya yang semakin sukar untuk dijawab,” ujar temannya temanku itu saat duduk di atas batu tepi sungai Bah Bolon yang kalau hujan di hulu, airnya berubah seperti kopi susu.

Untuk memajukan Siantar ku, Siantar mu dan Siantar, Plt Wali Kota sebagai eksikutor tentu tidak berjalan sendiri. Ada legislator atau anggota dewan mengawasi sebagai lembaga politik yang duduk dijajaran kursi legislatif hasil pilihan rakyat.

Kesejajaran antar eksikutif dengan legislatif itu sesuai undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Karena, keduanya memiliki kedudukan yang sama sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah, berdiri harus sejajar dan sama tinggi, duduk juga setara atau sama rendah.

Untuk itu, temannya temanku mengingatkan, meski DPRD punya bedil yang disebut hak interpelasi, angket, dan menyatakan pendapat, jangan todongkan “bedil” itu untuk menjalin kemesraan yang dipaksa. Setelah itu, malah bernyanyi lagu kemesraan agar tidak cepat berlalu. Karena, kemesraan dapat membuat eksikutor dan legislator “berselingkuh”.

Perselingkuhan antar eksikutor dan legislator akan melahirkan “anak haram” yang dianalogikan sebagai kebijakan merugikan rakyat. Sedangkan jabatan atau kekuasaan adalah amanah yang punya batas waktu.

Ketika batas waktu tiba dan jabatan berakhir, libido politik untuk kembali berkuasa harus dikendalikan. Karena, rakyat yang semakin cerdas belum tentu mendukung. Apalagi tiada kemajuan terukur yang bermanfaat untuk Siantarku, Siantar mu dan Siantar kita.

Kalau Siantarku, Siantar mu dan Siantar kita tertinggal dibanding kota atau daerah lain. untuk mengejar ketertinggal itu, Wali Kota memang harus tancap gas. Tapi, harus pintar mengatur kecepatan karena jalan yang dilalui tidak selalu rata. Bahkan berlumpur dan penuh lobang yang menjebak.

Sekarang, Siantarku, Siantarmu dan Siantar kita membutuhkan tangan-tangan berjari jemari terampil untuk bekerja mewujudkan kondisi yang lebih baik dari sebelumnya. Tapi, terlepas dari suka atau tidak suka, pesimis atau optimis, terlalu prematur menilai Susanti Dewayani mampu atau tidak mengejar ketertinggal Siantar dengan kota atau daerah lain itu.

Yang jelas, inilah Siantarku, Siantarmu dan Siantar kita! (*)

Tags: kotakitakotakusiantar
Share132Tweet82Share33

Related Posts

Catatan 2022 Tentang Siantar Menuju 2023

by Redaksi
Januari 1, 2023
0

Tahun 2023 meninggalkan berbagai kata tentang tahun 2022 yang dapat dirangkai sebagai catatan untuk digaris bawahi menjadi sebuah cermin. Namun,...

Napak Tilas 2022 untuk Pemerhati Simalungun

by Redaksi
Desember 30, 2022
0

UNTUK ketiga kalinya sejak 10 tahun Rondahaim, Raja Raya tidak disetujui Presiden RI menjadi Pahlawan Nasional yang diumumkan setiap awal...

Cath Lab Jantung RSUD Djasamen Saragih Bukan “Kaleng Kaleng”

by Redaksi
Desember 18, 2022
0

P.Siantar, Aloling Simalungun Cath Lab atau Laboratorium Kateterisasi dan Intervensi Jantung RSUD Djasamen Saragih merupakan satu-satunya di luar rumah sakit...

Bahasa Batak Dalam Kehidupan Ibadah HKBP

by Redaksi
November 23, 2022
0

Ibadah tidak terlepas dari penggunaan bahasa baik dalam tata ibadah, nyanyian, serta doa.HKBP sejak berdirinya menggunakan bahasa batak sebagai bahasa...

Bertutur Bahasa dalam Agama

by Redaksi
November 23, 2022
0

Kamus Besar Bahasa Indonesia secara terminology mengartikan bahasa sebagai system lambing bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat...

Pengaruh Bahasa dalam Pengembangan Khotbah (Hubungan Bahasa dengan Agama)

by Redaksi
November 23, 2022
0

Sebelum menguraikan tentang pengaruh bahasa dalam pengembangan khotbah, terlebih dahulu akan dikemukakan tentang definisi khotbah. Khotbah adalah menyampaikan pesan dari...

Discussion about this post

Recommended

Presiden Jokowi sempat temui Wakil Walikota Solo Positif Corona, ini kata istana

Juli 25, 2020

Sinode Resort GKPS Siantar V Sukses

Januari 18, 2021

Popular Post

  • Paheian (Busana) Adat Simalungun

    1479 shares
    Share 612 Tweet 361
  • Maling Sepatu Nyaris Dimassakan Warga

    904 shares
    Share 362 Tweet 226
  • Ternyata Maruli Wagner Damanik Calon Bupati Simalungun Paling Kaya

    760 shares
    Share 304 Tweet 190
  • H Anton Achmad Saragih : Saya Memang Abangnya DR JR Saragih SH MM

    661 shares
    Share 264 Tweet 165
  • Amran Sinaga Ganda Christo Robert Manurung akan Dideklarasikan

    559 shares
    Share 224 Tweet 140
  • Redaksi
  • Policy
  • Terms
  • Pedoman

© 2020-2022 Aloling Simalungun

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia

No Result
View All Result
  • Nasional
  • Regional
  • Siantar – Simalungun
  • Editorial
  • Ise Do Ham
  • Entertainment
  • Wisata
  • Inspirasi

© 2020-2022 Aloling Simalungun

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia