Aloling Simalungun
  • Redaksi
  • Policy
  • Terms
  • Pedoman
Selasa, 9 September 2025
  • Nasional
  • Regional
  • Siantar – Simalungun
  • Editorial
  • Ise Do Ham
  • Entertainment
  • Wisata
  • Inspirasi
  • Nasional
  • Regional
  • Siantar – Simalungun
  • Editorial
  • Ise Do Ham
  • Entertainment
  • Wisata
  • Inspirasi
No Result
View All Result
Aloling Simalungun
No Result
View All Result
  • SMSI
  • Nasional
  • Regional
  • Siantar – Simalungun
  • Editorial
  • Ise Do Ham
  • Entertainment
  • Wisata
  • Inspirasi
Home Inspirasi

LISA Cemberut dan Masuk Parit

Catan: Imran Nasution

by Redaksi
18 Juni 2022 | 03:36 WIB
in Inspirasi
A A
ADVERTISEMENT
34
SHARES
43
VIEWS

Program LISA (Lihat Sampah Ambil) yang digulirkan sekitar tiga bulan lalu dengan tujuan untuk kebersihan Siantar, mulai menuai berbagai pendapat. Bahkan, ada warga sepakat menganalogikannya bagai seorang gadis yang berwajah cemberut.

Cemberut bukan seperti bidadari cantik Nawangwulan dari kayangan yang turun ke bumi pakai pelangi sebagai tangga untuk mandi-mandi di telaga biru. Tapi, selesai mandi malah kehilangan selendang karena dicuri lelaki desa, Jaka Tarup seperti legenda Babat Tanah Jawi.

LISA cemberut karena udara panas membuat make up di wajahnya meleleh terkena keringat sendiri. Sehingga, pesonanya meluntur. Sementara, sapu tangan atau minimal tisu entah dimana untuk sekedar mengusap wajah sebelum dibersihkan dengan semestinya.

Rambut LISA yang semula hitam mayang, berangsur-angsur kusut bagai tak pernah disisir karena sisir juga entah dimana. Sorot bola matanya kuyu, tak lagi tajam menatap ruang remang sudut kota. Senyumnya hambar karena sepasang bibirnya yang semula merah delima, pucat mengering.

Gerak langkah kakinya yang saat louncing lincah melenggak-lenggokbagai pragawati di atas catwalk, melemah seperti tanpa arah. Sehingga, mata lelaki yang semula seperti tak ingin berkedip memandang, beralih ke arah langit yang ternyata berkelambu mendung.

Karena situasi itu, ada temannya teman saya berstatus lelaki tulen yang melangkah pelan di seberang jalan depan kantor DPRD, sempat bertanya kepada rerumput tanah lapang H Adam Malik yang bergoyang ditiup angin sepoi-sepoi, “Ada apa gerangan?”

Masalahnya, sampah mulai berserak di beberapa lokasi dan menjadi tempat yang nyaman bagi laler untuk kenduri sambil bersenda gurau. Dan, saat hujan tiba, genangan air di badan jalan, bingung mengalir kemana karena lobang saluran ke parit tersumbat.

Padahal, saat LISA diluncurkan, para Camat dan Lurah tak segan masuk parit. Korek tanah berlumpur dan sampah yang mendangkalkan parit. Tujuannya, agar air berwarna hitam bercampur minyak kotor dapat mengalir lancar dan tidak banjir. Sehingga, ikan gobi atau ikan buricak mudah berkembang dan bebas meliuk-liuk lincah.

Selanjutnya, di benak temannya teman saya yang semula bertanya “Ada apa gerangan?” itu, menemukan hipotesa di trotoar bahwa program LISA hanya musim-musiman. Selain para camat atau lurah mulai enggan lagi mengajak anggota turun ke jalan, LISA ternyata tidak didukung berbagai sarana dan prasarana. Terutama soal pengadaan tong sampah atau bak sampah yang mudah dijangkau.

Karena situasi tersebut, ada lagi temannya teman saya bilang bahwa temannya sempat bingung saat memungut sampah plastik bekas isi ikan asin di jalan yang tak jauh dari depan rumah dinas Wali Kota. Bingung karena tak tau kemana sampah dibuang.

Kalau dimasukkan ke saku, takut terjadi penyalahgunaan saku karena saku bukan tempat sampah. Apalagi baunya tidak enak dipenganggu. Tapi, mau di bawa-bawa untuk dibuang lagi ke tempat sampah, jaraknya jauh. Maka, daripada daripada dan dengan berat hati, terpaksa dibuang ke parit atau selokan.

Setelah sampah dibuang, temannya teman saya itu akhirnya berpikir sendiri sembari bertanya dalam hati, “Kalau banyak melakukan LISA dan sampah dibuang ke parit, kodok burtong tentu ramai bersuara untuk mengundang hujan yang kemudian mendatangkan banjir, terus bagaimana?”.
Pertanyaan itu akhirnya sulit dijawab sendiri. Namun, karena jawabannya menimbulkan Tanya dan tiada guna ditanay kepada rumput bergoyang di lapangan H Adam Malik, temannya teman saya itu akhirnya kembali bertanya, ”Jangan-jangan LISA hanya gerakan semusim?”.

Memang, LISA sedang hangat diperbincangkan meski tak sehangat isu mutasi di lingkungan Pemko yang kabar-kabarnya akan dilakukan dalam waktu dekat. Pasalnya, isu itu hanya untuk kalangan internal tetapi akhirnya tercium keluar karena ada buang angin.

Selanjutnya, angin menyebar ke delapan penjuru. Meski terasa tidak nyaman dipenganggu, kalangan tertentu di internal itu tetap antusias mengamati arah angin karena siapa tau namanya ada disebut-sebut meski itu juga masih khabar angina. Padahal, angin tak terlihat tetapi terasa saat berhembus.

Kembali kepada masalah LISA. dari delapan kecamatan se Kota Siantar, yang masih tampak bergairah sebenarnya di Kecamatan Siantar Barat. Bahkan, sebutan “Ojo Kendor” tidak hanya slogan semata. Siang dan malam hari, malah tetap melakukan kegiatan.

Namun, kalau hanya memungut sampah, tentu kurang atau malah tidak ideal membersihkan kota Siantar karena berapalah kemampuan genggaman tangan memungut. Kemudian, berapa banyak juga warga Siantar bersedia melakukan LISA. Sedangkan masyarakat juga masih ditemukan seenaknya membuang sampah di tempat sembarang.

Kemudian, kalau program LISA targetnya mengarah untuk meraih piala Adipura sebagai lambang supremasi kota terbersih se Indonesia, tentu perlu didukung. Hanya saja, bicara Adipura bukan hanya soal kebersihan. Tapi termasuk menata kesemrautan. Sehingga, target meraih Adipura tidak hanya pura-pura.

Terlepas dari ada kura-kura dalam perahu dan kura-kura jangan diganti dengan kambing hitam, perbincangan warga Siantar mengkritisi soal LISA, sejatinya karena memang perduli kebersihan. Tak ingin make up di wajah LISA yang luntur karena keringat sendiri, dibiarkan hingga akhirnya menjadi daki. Sehingga, tampak semakin cemberut dan masuk parit.

Kalaupun ada sapu tangan atau tisu untuk membersihkan make up di wajah LISA yang dianalogikan sebagai seorang gadis, jangan pakai sapu tangan atau tisu kotor berdebu. Karena, wajah itu bukannya bersih. Sebaliknya, semakin kotor.

PENUTUP

Andai LISA sepakat dianalogikan sebagai seorang gadis, usianya memang masih belia. Tapi, kalau menyinggung tentang gadis belia, jadi teringat lagu Band Jamrut beraliran cadas sedikit underground yang sempat edengan penggalan lirik bait pertama, ”Putri/Gadis belia yang baru melek/Jadi liar karena ingin keren/Dan dibilang trendi”. (Penulis alumni Fisip Komunikasi UISU)

Tags: cemberutlisaparit
Share14Tweet9SendShare
ADVERTISEMENT

Berita Terkait

Inspirasi

Pemuda GKPS Apresiasi Tugah-Tugah Pimpinan Sinode Nyanyikan Indonesia Raya & Hening Cipta Sebelum atau Sesudah Ibadah Minggu 17 Agustus 2025

by Redaksi
18 Agustus 2025 | 12:00 WIB
0

P.Siantar, Aloling Simalungun Pemuda GKPS sungguh mengapresiasi kebijakan Pimpinan Sinode GKPS yang memberikan tugah-tugah (instruksi) kepada seluruh jemaat GKPS untuk...

Read more
Inspirasi

Amnesti-Abolisi Hasto dan Lembong:  Bukan Sekadar Maaf tapi Peluang Koreksi Hukum

by Redaksi
1 Agustus 2025 | 17:34 WIB
0

PEMBERIAN  amnesti dan abolisi kepada Hasto Kristiyanto dan Tom Lembong dalam kasus menyeret nama mereka ke dalam pusaran polemik hukum,...

Read more
Inspirasi

Sudiahman Saragih : “Makna Pesta Olob-Olob adalah Bergembira, Bersyukur, Berterima Kasih Kepada Tuhan”

by Redaksi
20 Juli 2025 | 13:04 WIB
0

P.Siantar, Aloling Simalungun Pesta Olob Olob memiliki makna bergembira, bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan atas masuk Injil ke Tanah...

Read more
Inspirasi

Tuan Rondahaim Saragih, Penerima Bintang Jasa Utama RI Layak Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 

by Redaksi
4 Juni 2025 | 20:30 WIB
0

Surat Terbuka Untuk Presiden Prabowo Subianto :  Yang Terhormat, Bapak Presiden Prabowo Subianto  Tuan Rondahaim Saragih, yang bergelar Raja Raya...

Read more

Discussion about this post

Berita Terbaru

Siantar - Simalungun

Bupati Simalungun Sampaikan Pengantar Nota Keuangan Rancangan Perubahan APBD TA 2025 ke DPRD

8 September 2025 | 13:53 WIB
Siantar - Simalungun

Bupati Simalungun Ajak Orang Tua Didik Anak dengan Baik dan Berakhlak Mulia

8 September 2025 | 08:46 WIB
Siantar - Simalungun

Hadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H di Kecamatan Bosar Maligas, Bupati Berpesan: Hormati dan Sayangi Orang Tua

6 September 2025 | 08:03 WIB
Regional

Pemko Tebing Tinggi Raih Penghargaan Apresiasi Pelaksanaan GPM Terbaik Sumut

4 September 2025 | 19:53 WIB
Siantar - Simalungun

Rapat Kegiatan Cegah Stunting Rumah Desa Sehat di Nagori Talun Rejo 

4 September 2025 | 13:14 WIB
Siantar - Simalungun

Sampaikan Bantuan Wapres RI kepada Korban Bencana Alam, Bupati Simalungun: “Saya Bertanggung Jawab atas Apa yang Terjadi di Simalungun

4 September 2025 | 09:52 WIB
Siantar - Simalungun

Bupati Simalungun Ucapkan Selamat Harlah ke-80 Kejaksaan Republik Indonesia

3 September 2025 | 22:55 WIB
Siantar - Simalungun

Bupati Simalungun Sambut Aksi Unjuk Rasa BEM STAI PB Perdagangan dengan Penuh Keramahan

3 September 2025 | 22:03 WIB
Regional

Panitia RPL Namaposo Sinode GKPS 2026 dilantik, St. Dr. Rudi Sinaga : “Pemuda jadi Garam & Terang”

2 September 2025 | 17:49 WIB
Nasional

AOE 2025 Ditutup, Pemkab Simalungun Raih Penghargaan Stand Terbaik Kategori Komunikatif

1 September 2025 | 10:14 WIB
Siantar - Simalungun

Di AOE 2025, Stand Kabupaten Simalungun Mendapat Sambutan Positif Dari Pengunjung

30 Agustus 2025 | 20:04 WIB
Siantar - Simalungun

Dukung GPM Serentak, Pemkab Simalungun Salurkan Beras Premium 69 Ton Lebih Kepada Masyarakat

30 Agustus 2025 | 19:59 WIB
  • Redaksi
  • Policy
  • Terms
  • Pedoman

© 2020-2024 Aloling Simalungun

rotasi barak berita hari ini danau toba berita simalungun

No Result
View All Result
  • Nasional
  • Regional
  • Siantar – Simalungun
  • Editorial
  • Ise Do Ham
  • Entertainment
  • Wisata
  • Inspirasi

© 2020-2024 Aloling Simalungun

rotasi barak berita hari ini danau toba berita simalungun